Biden Blak-Blakan soal Pembunuhan Khashoggi, Pangeran MBS Akui Kesalahan

Minggu, 17 Juli 2022 – 06:43 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Muhammad bin Salman (kanan) menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Istana Al Salman, di Jeddah, Arab Saudi, 15 Juli 2022. Bandar Algaloud/Saudi Royal Court/HO via REUTERS/as

jpnn.com, RIYADH - Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan kepada Presiden Joe Biden bahwa Arab Saudi telah bertindak untuk mencegah terulangnya kesalahan seperti pembunuhan jurnalis Washington Post, Jamal Khashoggi.

Dalam kunjungannya ke Saudi pada Jumat (15/7), Biden memberi tahu Pangeran Mohammed bahwa dia menganggapnya bertanggung jawab atas pembunuhan Khashoggi di konsulat Saudi di Istanbul.

BACA JUGA: Kasus Khashoggi Digarap Saudi, Rezim Erdogan Berkelit Begini

"Presiden mengangkat masalah ini (pembunuhan Khashoggi). Putra mahkota menjawab bahwa ini adalah episode yang menyakitkan bagi Arab Saudi dan itu adalah kesalahan yang mengerikan," kata Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir.

Dia mengatakan semua orang yang didakwa atas pembunuhan tersebut sudah dibawa ke pengadilan dan dihukum dengan hukuman penjara.

BACA JUGA: Turki Serahkan Kasus Khashoggi kepada Arab Saudi, Erdogan Jilat Ludahnya Sendiri

Badan-badan intelijen AS percaya putra mahkota memerintahkan pembunuhan Khashoggi, tetapi Saudi membantah tuduhan itu.

Pertemuan antara Biden dan MbS menyoroti ketegangan yang membebani hubungan antara Washington dan Riyadh atas beberapa masalah, termasuk Khashoggi, harga minyak yang tinggi, dan perang Yaman.

BACA JUGA: Arab Saudi Jatuhkan Vonis kepada 8 Pembunuh Jamal Khashoggi

Biden telah berjanji untuk menjadikan Arab Saudi sebagai "paria" di panggung global atas pembunuhan Khashoggi pada 2018, tetapi pada akhirnya memutuskan kepentingan AS lebih besar untuk peningkatan hubungan dengan Saudi, sebagai pengekspor minyak utama dunia.

"Yang Mulia mengatakan kepada Presiden bahwa kesalahan seperti ini terjadi di negara lain dan kami melihat kesalahan seperti ini dilakukan oleh Amerika Serikat di Abu Ghraib (penjara di Irak)," kata Jubeir.

Pangeran Mohammed juga mengangkat isu pembunuhan jurnalis Palestina-Amerika Shireen Abu Akleh selama serangan Israel di Tepi Barat.

Abu Akleh, yang bekerja untuk jaringan Al Jazeera, ditembak di kepala pada 11 Mei 2022 saat melaporkan serangan Israel di Kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki.

Warga Palestina percaya dia dibunuh dengan sengaja oleh pasukan Israel.

Israel menyangkal tentaranya menembaknya dengan sengaja, dan mengatakan dia mungkin terbunuh oleh tembakan tentara yang salah atau tembakan yang ditembakkan oleh seorang pria bersenjata Palestina. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler