Bidik Investor Timur Tengah

Kamis, 12 Mei 2011 – 16:14 WIB

JAKARTA - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menjajaki kerjasama dengan para investor negara-negara Timur Tengah lewat  acara Annual Investment Meeting (AIM) 2011 yang diadakan oleh Kementerian Perdagangan Internasional Uni Emirat Arab di DubaiJalinan kerjasama diharapkan makin meningkatkan realisasi investasi ke dalam negeri

BACA JUGA: Inventaris Masalah RUU BPJS Dirombak Total



Menurut Kepala BKPM Gita Wirjawan, kerjasama dengan negara-negara Timur Tengah menjadi cukup penting lantaran kawasan tersebut akan menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi
"Asia dan Timur Tengah merupakan kawasan yang diprediksi akan mengalami peningkatan perekonomian dengan pesat

BACA JUGA: Broadband Potensial Datangkan Investasi

Sebagai upaya untuk meningkatkan perekonomian nasional sangat penting bagi Indonesia untuk menjajaki peluang kerjasama dengan negara-negara Timur Tengah, terutama dengan Uni Emirat Arab yang berperan sebagai hubungan perekonomian di Timur Tengah," kata Gita dalam keterangan tertulisnya, Rabu (11/5)



Kegiatan AIM dibuka pada Selasa, 10 Mei 2011 akan diisi pameran, konferensi, B2B meetings, leadership roundtable, country presentation dan workshop yang akan mempertemukan insitusi-institusi penanaman  modal di dunia, perusahaan – perusahaan terkemuka di dunia dan para pejabat pemerintah untuk mendiskusikan mengenai trend penanaman modal asing, perdagangan internasional dan kerjasama pemerintah Swasta (KPS)

BACA JUGA: Kalbar Siap Impor BBM Malaysia



BKPM menyebut, trend investasi dunia sejak 2009 terus meningkat dan diperkirakan trend positif ini berlanjut hingga 2012Pada 2009 arus investasi dunia sekitar USD 1,1 trilliun, dan pada tahun ini UNCTAD memperkirakan bahwa arus investasi dunia akan meningkat hingga USD 1,3 trilliun sampai USD 1,5 trilliunIni merupakan potensi besar bagi Indonesia untuk berlomba mendapatkan investasi jangka panjang yang prospektif

"Perkembangan trend investasi dunia sangat prospektif, bila UNCTAD memperkirakan akan ada kenaikan lebih dari 20 persen dari tahun 2009 ke 2011 menjadi USD 1,5 trilliun, Economist Intelligent Unit malah memperkirakan kenaikan hingga USD 1,6 trilliun," ujar Gita

Melihat trend perkembangan investasi dunia yang meningkat, Indonesia, kata dia, harus aktif mengambil peluang yang ada sehingga kita bisa mendapatkan investasi jangka panjang yang menguntungkan bagi perekonomian nasional(lum)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengguna Broadband Lampaui Jumlah Penduduk RI


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler