jpnn.com, JAKARTA - PTPN XI merintis bisnis edamame dan membidik segmen pasar premium.
Rencananya, hasil produksi tersebut dipasarkan ke luar negeri.
BACA JUGA: Makin Agresif, Lazada Gandeng Unilever dan Samsung
Dirut PTPN XI Moch. Cholidi menyatakan, gagasan awal masuk ke bisnis edamame muncul untuk memaksimalkan pemanfaatan lahan.
Selain mendapat pasokan tebu dari lahan-lahan milik petani, PTPN XI memiliki lahan dengan status hak guna usaha (HGU).
BACA JUGA: Pengamat: KPPU Harus Berhati Hati dalam Kasus Persaingan Usaha
Pada tahap awal, bisnis edamame dikerjakan di lahan sendiri.
Selama ini, ketika masa rotasi tanaman, lahan hanya diistirahatkan.
BACA JUGA: Subsidi Listrik 900 VA Dicabut, Anak Buah SBY: Jangan Bohongi Rakyat
Nah, sekarang pihaknya berkomitmen menanam kedelai dan edamame.
Setelah tanaman tebu dibongkar, lahan bisa dimanfaatkan buat dua kali tanam untuk komoditas lain.
”Jadi, sambil merotasi tanaman, sekaligus menjaga kesuburan tanah,” katanya, Senin (12/6).
Tahun ini, diproyeksikan ada sekitar 500 hektare lahan yang dibongkar.
Sebagian lahan tersebut digunakan untuk pembibitan edamame. Sisanya dimanfaatkan untuk penanaman kedelai.
Namun, mengingat besarnya potensi pasar edamame, ke depan seluruh lahan dapat digunakan untuk penanaman edamame.
Produk edamame premium dipilih karena potensi pasar masih terbuka.
”Kami sedang jajaki kerja sama dengan Taiwan untuk pemasarannya,” ungkapnya.
Bila bisnis pada tahap awal sukses, lahan bisa diperluas hingga 700 hektare.
Pengembangan edamame akan dikerjakan di sekitar Pabrik Gula Jatiroto, Lumajang.
Alasannya, edamame membutuhkan cold storage yang konsumsi listriknya besar. Tahun depan, PG Jatiroto siap memproduksi listrik. (res/c23/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Belanja Negara Tembus Rp 2.349 Triliun
Redaktur & Reporter : Ragil