jpnn.com, JAKARTA - Peningkatan kebutuhan asuransi dikalangan kaum milenial mendorong BRI Life menciptakan produk dan layanan yang sesuai dengan karakter mereka.
Direktur Utama BRI Life Iwan Pasila mengatakan perseroan mengubah strategi terkait pelayanan untuk nasabah.
BACA JUGA: UMKM Menggeliat Lagi, Bos BRI Yakini Indonesia Segera Akhiri Resesi
Menurutnya, BRI Life sadar bahwa transformasi digital serta pelayanan yang cepat merupakan kunci untuk memenangkan persaingan di industri asuransi nasional ke depannya.
"Nah ini yang kami coba terus dikembangkan supaya teman-teman dimudahkan. Memang unsur akurasi dari klaim itu kami sangat berharap ketika teman-teman mau mengklaim, sudah disertai dengan dokumen-dokumen pendukung sehingga pelayanan pun bisa cepat," kata Iwan di Jakarta, Senin (17/5).
BACA JUGA: Direksi BRI Kembali Blusukan Tinjau Layanan Terbatas Libur Lebaran
Saat ini, Iwan menyebut, BRI Life telah memperluas kerja sama dengan berbagai layanan penyedia jasa kesehatan dan rumah sakit.
Kerja sama ini membuat integrasi data nasabah BRI Life dan pasien di rumah sakit bisa dilakukan secara cepat.
BACA JUGA: BRI Beberkan Kunci Keberhasilan dalam Bisnis UMKM, Catat Nih!
"Dengan adanya integrasi data, maka verifikasi identitas nasabah BRI Life bisa dilakukan lebih cepat, dan berujung pada semakin mudahnya proses klaim asuransi yang harus ditempuh pengguna jasa perusahaan," ungkapnya.
Iwan menjelaskan asuransi kesehatan dan penyakit kritis saat ini merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi masyarakat untuk menjamin masa depannya.
Alasannya, asuransi penyakit kritis memberikan jaminan proteksi terhadap masyarakat jika sewaktu-waktu membutuhkan pengobatan berbiaya mahal.
"Karena urgensinya tersebut, maka saat ini BRI Life tengah gencar mendorong agar generasi muda mulai membiasakan diri menyisihkan pendapatan demi tabungan kesehatannya sendiri," kata Iwan.
Selain itu Iwan mengatakan anak perusahaan BRI Group itu berupaya mendorong generasi muda untuk mulai mempersiapkan masa depan.
"Salah satunya membangun kesadaran untuk menggunakan produk asuransi kesehatan sejak dini," ujarnya.
Iwan mengatakan saat ini perusahannya memiliki produk dengan premi terjangkau, namun menawarkan proteksi maksimal.
"Produk ini bisa menjadi solusi bagi generasi muda yang kerap sulit menyisihkan pendapatannya," kata Iwan.
Iwan menambahkan BRI life menawarkan premi yang cukup terjangkau sehingga membuat permintaan asuransi bisa meningkat.
Misalnya, produk Lentera di mana pemegang polis cukup membayar selama 5 tahun, tetapi jangka waktu pertanggungan (untuk perlindungan penyakit kritis) dapat mencapai sampai 8 tahun.
“Jadi teman-teman milenial bisa mencoba menyisihkan pendapatannya untuk membayar premi setiap bulan. Preminya sangat bervariasi dan sangat murah, mulai dari sekitar Rp 150 ribu sampai sekitar Rp 450 ribu per bulan,” ungkapnya.
BRI Life juga menjamin setiap produknya memberi kepastian pengembalian premi sebesar 110 persen di akhir masa tanggungan, apabila selama itu nasabah terkait tidak pernah menggunakan fasilitas asuransi.
“Kebutuhan asuransi ini semakin meningkat terutama masa pandemi. Kami melihat cukup banyak permintaan apalagi dengan premi yang cukup terjangkau ini membuat permintaan asuransi meningkat," beber Iwan.
Selain itu, menurutnya hingga akhir triwulan pertama dari sisi jumlah peserta meningkat dengan baik.
"Jadi memang yang perlu dilakukan oleh teman-teman milenial ini adalah dengan mulai mempersiapkan masa depan, khususnya dengan cara mulai disiplin untuk menabung, terutama menabung untuk proteksi kalau terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” ungkap Iwan.
Sebagai informasi, hingga akhir Desember 2020 tercatat BRI Life telah melayani lebih dari 9,2 juta nasabah melalui program-program asuransi unggulan yang bermanfaat dan menguntungkan. BRI Life juga didukung dengan beragam produk asuransi BRI Life yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, meliputi produk: AJK, Individu, Korporasi, Syariah, Bancassurance dan Mikro. (jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Elvi Robia