jpnn.com, SEMARANG - Masyarakat kini bisa menikmati buku karya Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono berjudul Memimpin Dalam Keberagaman, Kearifan Lokal Menjaga NKRI.
Melalui buku itu, Condro mengajak masyarakat menjaga dan merawat kebinekaan karena merupakan hal mutlak yang dibutuhkan untuk memperkukuh persatuan dalam keberagaman.
BACA JUGA: Mas Ganjar Siap Pertaruhkan Integritas di Kasus e-KTP
"Pentingnya memimpin dalam menjaga kebinekaan dalam sebuah kesatuan wilayah yang memiliki keberagaman etnis, suku agama, dan ras seperti di Jawa Tengah, " ujar Condro dalam bedah bukunya di gedung Rama Shinta, Hotel Patra Jasa, Semarang, Senin (18/12).
Menurut Condro, semboyan Bhinneka Tunggal Ika sedang diuji dengan kasus intoleransi di tengah-tengah masyarakat.
BACA JUGA: Penasihat Hukum Novanto Sebut Ada Politik Belah Bambu
Hal itulah yang membuatnya terinsipirasi untuk membagi pengalamannya merajut persatuan dan kesatuan di masyarakat di Jawa Tengah melalui buku.
"Berbagai kasus intoleransi terjadi di nusantara, begitu juga yang pernah terjadi di Jawa Tengah, " tambah Condro.
BACA JUGA: Saran Fadli Zon agar Sudirman Said Bisa Imbangi Ganjar
Dirinya menambahkan, kisah inspiratif tersebut patut dibagikan kepada publik karena sarat nilai positif.
Misalnya, mengelola konflik sosial yang terjadi di tengah masyarakat dengan cara yang humanis dan menjaga keberagaman lewat strategi yang tepat.
“Beragam tantangan keberagaman di Jawa Tengah harus dihadapi bersama. Bukan hanya polisi, tapi merangkul masyarakat dan bersama-sama menjaga persatuan dan saling toleransi, ” jelas Condro.
Condro juga berharap bukunya bermanfaat untuk semua anggota Polri agar bisa bersama sama menjaga kebinekaan dan memimpin dalam keberagaman.
Pendekatan itu bisa menekan konflik sosial, mengurangi kasus intoleransi, serta mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia.
Condro juga menyampaikan pesan penting kepada semua anggota Polri.
"Bekerjalah dengan hati nurani Saudara-Saudara" ujar jenderal tegas dan murah senyum itu.
Acara bedah buku itu diikuti 200 peserta dari kelompok umat beragama, kepolisian, masyarakat, mahasiswa, dan jurnalis.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Alissa Wahid dari jaringan Gusdurian yang concern terhadap kebinekaan juga menjadi narasumber.
Beberapa tokoh juga hadir. Di antaranya, pangdam Diponogoro, kejati Jateng, ketua MUI, ketua FKUB, ketua DPRD Jateng, direktur Asia Foundation, rektor dan ketua BEM perguruan tinggi di Jateng, kapolrestabes, dan kapolres se-Jawa Tengah. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Tegaskan Penyebutan Nama Ganjar Bukan Bukti Keterlibatan
Redaktur & Reporter : Ragil