Biksu Demo Desak Pembebasan Tapol Myanmar

Rabu, 16 November 2011 – 04:48 WIB

YANGON - Desakan agar pemerintah Myanmar segera membebaskan tahanan politik menguatKemarin (15/11), lima biksu Buddha berunjuk rasa di Pagoda Maha Myatmuni yang terletak di Kota Mandalay

BACA JUGA: Tiga Warga Prancis Dibebaskan Al Qaeda

Sebelum menggelar aksi protes, lima biksu itu lebih dulu mengunci diri di dalam museum yang berada di kompleks pagoda.
   
Menurut Ni Ni Tun, salah seorang penduduk Mandalay yang menyaksikan aksi protes tersebut, unjuk rasa yang terbilang sangat langka itu menyedot perhatian banyak orang
Sedikitnya 300 penduduk kota terbesar kedua di Myanmar itu berkumpul di kompleks pagoda dan mendukung aksi lima biksu tersebut

BACA JUGA: Mario Monti Gantikan Berlusconi

Tak hanya memberikan dukungan moral, mereka juga membawakan makanan dan minuman.
   
Dalam aksinya kemarin, kelima biksu itu menggantungkan beberapa spanduk di dinding pagoda
Spanduk-spanduk itu bertuliskan tuntutan mereka dalam bahasa Inggris dan bahasa Myanmar

BACA JUGA: Brazil Gelar Operasi Keamanan Jelang Piala Dunia 2014



"Bebaskan seluruh tahanan politik," bunyi salah satu spandukTidak jelas, sampai kapan aksi tersebut akan berlangsungKabarnya, lima biksu itu punya cukup persediaan makanan dan minuman sampai tiga hari ke depan
   
Penduduk Mandalay yang lain, Nyi Nyi Kyaw, mengatakan bahwa lima biksu tersebut sempat meninggalkan Pagoda Maha Myatmuni setelah bernegosiasi dengan para biksu senior

"Mereka lantas meninggalkan lokasi dengan mengendarai sebuah mobilRatusan pendukung aksi tersebut mengikuti mobil itu dengan mengendarai puluhan sepeda motor," ungkapnya.
   
Selanjutnya, para biksu dan ratusan pendukungnya itu menuju ke Pagoda Ma SoeyeinDi tempat ibadah itulah mereka melanjutkan aksi protesnya"

Kami sengaja berkumpul di sini untuk mendukung aksi damai para biksu yang menuntut bebasnya para tahanan politik Myanmar," ujar Han Win Aung, aktivis Myanmar yang terlibat dalam aksi protes kemarin.
   
Myanmar yang jatuh ke tangan junta militer sejak 1962 itu tak pernah mengenal unjuk rasaBegitu pemerintahan kembali dikuasai sipil tahun ini, warga Myanmar diperkenankan kembali berdemonstrasiNamun, karena militer masih memegang peranan penting dalam pemerintahan, janji untuk memberikan kebebasan berpendapat kepada warga tak bisa sepenuhnya terwujud.

Meski sudah mulai memberikan hak-hak politik kepada warga, pemerintah Myanmar masih menahan sedikitnya 2.000 tahanan politikItulah yang selalu dikeluhkan ikon demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dan beberapa kalangan politisiDalam demonstrasi kemarin, pemerintah juga mengerahkan sejumlah besar polisi ke MandalayTapi, mereka hanya berjaga-jaga saja(AP/AFP/BBC/hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahli Meteorologi AS Kagumi Pawang Hujan Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler