jpnn.com - JAKARTA - Badan Intelijen Negara (BIN) mendeteksi adanya kelompok yang mengajak masyarakat agar tidak menggunakan hak pilih (golput) pada Pemilu 2014 nanti. Bahkan, lembaga telik sandi itu menemukan indikasi tentang kelompok yang hendak memboikot pemilu.
Kepala BIN Letjen TNI Marciano Norman mengungkapkan, kelompok tersebut berupaya mendelegitimasi pelaksanaan pemilu. Menurutnya, kelompok itu berasal gerakan separatis dan pihak-pihak yang tidak puas karena tak terakomodasi secara politik.
BACA JUGA: Panglima TNI Beber Alasan Tak Mau ke Singapura
“Sebagian terindikasi bagian dari kelompok radikal dan jaringan pelaku terorisme. Mereka aktif melakukan penolakan pemilu, baik dari legalitas hingga kampanyekan isu SARA (suku, agama, ras, red),” ujar Marciano dalam pidatonya di rapat koordinasi nasional (Rakornas) dalam rangka pemantapan pelaksanaan pemilu legislatif di Jakarta, Selasa (11/2).
Selain itu, BIN juga mendeteksi kelompok yang hendak mengacaukan pemilu itu berlindung dengan isu pembelaan terhadap kaum yang termarjinalkan. Selain itu, kerawanan pemilu juga dikarenakan kompetisi politik.
BACA JUGA: Diperiksa 11 Jam Sebagai Saksi Atut, Airin Irit Bicara
Menurut Marciono, banyak trik dan intrik politik demi meraih dukungan publik. Misalnya dengan pendanaan maupun pencitraan, kampanye hitam dan manuver lainnya.
Meski hal itu wajar dalam situasi kompetisi demokrasi, namun Marciano mengingatkan bahwa kenyataannya hal itu juga berpotensi menciptakan dampak negatif pada kelangsungan pemilu dan stabilitas keamanan. “Situasi menjadi memprihatinkan karena ada pelaku yang belum dewasa dan matang dalam berpolitik,” sambung Marciano.
BACA JUGA: KPK Sita 2 Mobil Mewah dari Ketua Golkar Pandenglang
Di beberapa daerah, lanjut dia, intensitas kerawanan meningkat. Itu teridentifikasi dengan adanya gerakan radikal yang melakukan tindakan teror, menyerang personil dan pos aparat keamanan.
Beberapa temuan juga mengindikasi beberapa elemen radikal yang siap melakukan aksi terorisme terkait pemilu. Namun, Marciano tak menjelaskan secara detail.
Ia justru menyebut sejumlah tindakan aparat terhadap kelompok terduga teroris dapat memicu balas dendam kelompok radikal. Pembalasan bisa saja terjadi di sela-sela persiapan aparat menyiapkan Pemilu nanti. “Ini harus diantisipasi,” tandas Marciano.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapkan Jaksa Tangani Sengeketa Pemilu
Redaktur : Tim Redaksi