JAKARTA – Untuk sementara ini, penerapan bioteknologi di sektor pertanian masih diarahkan untuk kelompok korporasi, bukan kalangan petani yang mayoritas berskala kecilMeski demikian, tidak ada larangan jika petani tersebut ingin menerapkan bioteknologi.
”Kalau ada petani yang menggunakannya (bioteknologi, Red) ya dipersilahkan saja," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbang Kementan) Haryono usai diskusi bertema "Bioteknologi: Mampukah Meningkatkan Produktivitas Pangan dan Kesejahteraan Petani", yang digelar Forum Wartawan Pertanian (Forwatan), Senin(28/11)
BACA JUGA: Bidik AUM Rp 16 Triliun
Alasan mengapa korporasi lebih cenderung menerapkan bioteknologi, lanjut Haryono, misalnya dari sisi harga benih yang mahal
BACA JUGA: Kuota BBM Ludes, Pemerintah Diminta Jaga Pasokan
”Nah itu yang tidak dapat dilakukan mayoritas para petani,” ujarnya
BACA JUGA: Bagi PNS, Gunakan FLPP Untuk Beli Rumah
Namun, dalam teknik rekayasa genetika penembakan sel belum dapat menciptakan varietas yang unggul dan tahan penyakit, pestisida serta mampu meningkatkan produktivitas tanamSementara itu, pada 2011 Kementan menyatakan, sebanyak delapan tanaman hasil rekayasa genetika berstatus aman panganKeenam varietas jagung berstatus aman pangan itu antara lain GA21 dan NK603 yang toleran herbisida glyphosate, jagung MIR 162, BT 11, MON 89034 dan MIR 604 yang tahan serangan hamaKemudian dua kedelai, yakni GTS40-3-2 dan MON89788 yang toleran herbisida glyphosate
"Status aman pangan tersebut hasil rekomendasi dari Komisi Keamanan Hayati dan sertifikasi aman pangan dari Kepala BPOM," kata Kepala Balai Besar Litbang Bioteknologi dan Sumber Daya Genetik Pertanian, MHerman(aro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Segera Bahas Kelebihan Kuota BBM Subsidi
Redaktur : Tim Redaksi