jpnn.com - JAKARTA - Penyidik sudah menetapkan Brigadir S (Susanto) sebagai tersangka kasus dugaan pembunuhan terhadap Kepala Detasemen Markas (Kadenma) Polda Metro Jaya AKBP Pamudji. Namun hingga kini apa motifnya belum bisa dipastikan.
Nah, psikologi forensik Reza Indragiri Amriel punya analisa bahwa fenomena polisi menembak polisi bisa disebabkan banyak faktor. Terutama faktor psikologi kemanusiaan.
BACA JUGA: Brigadir Susanto Sempat Patuhi Teguran Pamudji
"Penyebabnya sangat kompleks dan bertumpuk. Keletihan lahir dan batin akibat menunggu (dipanggang-red) berjam-jam untuk sebuah seremoni simbolik, tidak sepatutnya dikesampingkan sebagai salah satu penyebab," tulis Reza melalui layanan Blackberry, Kamis (20/3).
Menurutnya, dalam kondisi yang begitu lelah, orang bisa menjadi lebih mudah terpancing secara emosional. Namun di sisi lain, Reza sulit percaya jika tanpa sebab musabab yang jelas, pelaku langsung menembak atasannya begitu saja.
BACA JUGA: Penembakan Pamudji jadi Pembelajaran Polri
"Nah, siapkah kita menerima kemungkinan bahwa bisa jadi pelaku awalnya adalah korban? Bisa jadi pelaku adalah korban kekerasan verbal atasan," jelas Alumni Psikologi UGM ini.
Kalau sudah begini yang terjadi, Reza menyarankan agar institusi Polri melakukan pembenahan menyeluruh dari hulu ke hilir. Semula lini di institusi Polri harus bekerja dengan sungguh-sungguh.
BACA JUGA: Bertemu di MPR, Hasilkan 18 Catatan soal Pemilu
"Dari hulu sampai hilir (harus dibenahi), Provost, SDM (Sumber Daya Manusia), Lemdik (Kelembagaan dan Pendidikan) harus turun tangan. Sayangnya justeru ketiga unit itulah yang selama ini kurang dikelola secara sungguh," tandas pengajar di PTIK itu. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasrullah Akui Pernah Ada Pertemuan di Permata Hijau
Redaktur : Tim Redaksi