Bisa Jadi Ini Sebab Prabowo Galau Pilih Cawapres

Minggu, 22 Juli 2018 – 23:23 WIB
M Qodari. Foto: dok/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik M Qodari menilai Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto menghadapi dilema besar dalam menentukan figur calon wakil presiden (cawapres) untuk mendampinginya di Pemilu 2019. Menurutnya, kondisi sebaliknya justru ada di kubu pengusung Joko Widodo yang menyerahkan persoalan cawapres kepada Presiden Ketujuh RI itu.

Qodari mengatakan, partai-partai di kubu Prabowo hingga saat ini memasang harga mati untuk menjadikan kader masing-masing sebagai cawapres untuk mendampingi mantan Danjen Kopassus itu. Hingga saat ini, kata Qodari, di antara PAN dan PKS belum menunjukkan titik terang tentang kesepakatan mengenai cawapres bagi Prabowo.

BACA JUGA: Nama Cawapres Jokowi Diputuskan Dalam 1-2 Minggu Ini

Sementara kini, Prabowo juga membangun komunikasi dengan Partai Demokrat. Posisi Prabowo pun makin sulit.

"Intinya Prabowo itu dilemanya bagaimana dia memilih wakil di satu sisi dan di sisi lain dapat membentuk koalisi besar. Ya menurut saya itu agak sulit," ucap Qodari kepada JPNN, Minggu (22/7).

BACA JUGA: Pendukung Cak Imin Teriakkan JOIN di Depan Pak Jokowi

Karena itu, Qodari menyarankan agar Prabowo memilih partai yang pasti-pasti saja untuk menjadi mitra koalisi Gerindra. Salah satunya adalah Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang mesin politiknya sudah berkali-kali terbukti efektif.

"Kalau Demokrat diharapkan logistiknya, tapi itu kan belum tentu, belum pasti karena bisa turun bisa enggak. Jadi kalau lihat sejarah kedekatan selama ini, dilihat kinerja sebelumnya, menurut saya yang lebih pasti buat Prabowo adalah berkoalisi dengan PKS," tutur Qodari.

BACA JUGA: Jokowi Restui JK Jadi Pihak Terkait Uji Materi UU Pemilu

Soal apakah nanti PAN dan Demokrat akan ikut mendukung Prabowo atau tidak, Qodari menyerahkan sepenuhnya kepada kedua partai itu. Yang pasti, kata direktur eksekutif Indo Barometer itu, koalisi Gerindra-PKS sudah bisa mengusung pasangan calon. 

"Pada akhirnya PAN dan Demokrat harus memilih ke salah satu kubu karena mereka berdua enggak cukup bangun koalisi. PAN menurut saya enggak mungkin ke Jokowi karena faktor Pak Amien Rais. Sementara Demokrat enggak mudah dukung Jokowi karena ada relasi yang belum pulih antara Megawati dan SBY," ulasnya.

Karena itu, kata Qodari, andai Gerindra memilih PKS sebagai mitra koalisi maka PAN dan Demokrat kemungkinan tetap akan ikut mendukung Prabowo. Untuk itu, katanya, akan lebih baik Prabowo segera mengambil keputusan berkoalisi dengan PKS sehingga partai lain terpaksa mengambil keputusan.

Soal cawapres dari PKS, Qodari menyebut dua nama. Pertama adalah Ketua Majelis Syura PKS Salim Segaf Al-Jufri.

Sedangkan satu nama lainnya adalah kader PKS yang juga Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan. Yang penting, kata Qodari, Prabowo bisa menarik mesin PKS.

Qodri menuturkan, soal popularitas bisa dibangun. Sebagai contoh adalah duet Sudrajat-Ahmad Syaikhu (Asyik) pada Pemilihan Gubernur Jabar.

“Asyik awalnya enggak populer, tapi karena mesin PKS akhirnya dapat peningkatan suara," pungkas penyandang gelar doktor ilmu politik dari UGM itu.(fat/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengamat: Sudah Waktunya Kubu Oposisi Bersikap Cerdas


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler