jpnn.com, SUKABUMI - Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan, Geopark Ciletuh memiliki kekhasan yang tidak dimiliki geopark lain di Indonesia.
Menurut dia, ada tiga indikator yang menjadikan Geopark Ciletuh lebih istimewa. Ketiga hal tersebut adalah geodiversity, biodiversity, dan culture diversity.
BACA JUGA: Gerindra Ajak Rakyat Menghitung Jumlah Orang Miskin
Geodiversity ini dapat dilihat dari bebatuan yang ada di Geopark Ciletuh yang dihasilkan dari sesar patahan tetapi dia itu tektonik. Sementara itu, di wilayah lain rata-rata terbentuk oleh proses vulkanologi.
"Untuk biodiversity, kami memiliki dua taman nasional yaitu Gede Pangrango dan Halimun Salak. Yang terakhir, kami sedang mempercepat pemanfaat culture diversity," ujar Marwan, Minggu (25/11).
BACA JUGA: Bupati Sukabumi Dorong Santri Jadi Pionir Perubahan
Dia menambahkan, Geopark Ciletuh sudah diakui oleh UNESCO sebagai kawasan geopark dunia.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi bertekad serius mengembangkan kawasan tersebut.
BACA JUGA: Pembelaan Bamsoet untuk Jokowi dari Dramatisasi Kemiskinan
Sejak penilaian awal Agustus 2017, Ciletuh memiliki poin bagus di setiap kriteria standar geopark dunia.
Keindahan alamnya lengkap, seperti lanskap, gunung, air terjun, sawah, ladang, dan berujung di muara sungai ke laut.
Geopark Ciletuh juga dikelilingi hamparan alluvial dengan batuan unik dan pemandangan yang indah.
Karena itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi sedang mempercepat pengembangan Geopark Ciletuh.
Dengan demikian, potensi Geopark Ciletuh bisa menghidupkan ekonomi masyarakat Kabupaten Sukabumi.
“Kami sedang mempercepat pemanfaatan culture diversity. Aspek ini akan terus berkembang seiring eksisnya keberadaan wisata kampung adat yang terus terjaga sejak 600 tahun yang lalu, bahkan sebelum Kabupaten Sukabumi terbentuk," ujar Marwan.
Marwan optimistis peningkatan ekonomi akan terjadi seiring dengan pengembangan geopark.
Menurut dia, peningkatan perekonomian tersebut sudah dirasakan oleh masyarakat Sukabumi.
“Terutama setelah dibukanya akses ruas jalan baru penghubung Loji dan Desa Ciwaru yang memangkas waktu tempuh ke Palabuhanratu sebagai ibu kota Kabupaten Sukabumi. Dari yang sebelumnya sekitar dua jam kini dapat ditempuh hanya 45 menit," kata Marwan.
Marwan menyebutkan, dengan luas kawasan 126 ribu hektare, delapan kecamatan dan 74 desa, bakal banyak potensi yang dapat dikembangkan yang tentunya bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
“Selain akses yang cepat dan bagus, masyarakat kami memiliki peluang usaha di sektor pariwisata," ujar Marwan.
Dia menambahkan, saat ini banyak warga di kawasan Geopark Ciketeuh Pelabuanratu yang menyewakan rumah untuk dijadikan homestay bagi wisatawan, jasa pemandu wisata, jasa penyedia kuliner dan cendera mata.
Sebelumnya, Deputi Bidang Iptek SDM dan Budaya Maritim Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman (Kemenko Maritim) Safri Burhanuddin menyatakan, keberadaan geopark di Indonesia harus dimaksimalkan.
"Keberadaan Geopark di Indonesia bukan cuma jadi destinasi wisata, tetapi mampu menekan angka kemiskinan," ujar Safri.
Dia berharap angka kemiskinan terus menurun seiring dengan keberadaan geopark di Indonesia.
"Target kami tentu saja dalam dua atau tiga tahun lagi harus di bawah dua digit angka kemiskinan itu," ucap Safri. (jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Luhut Panjaitan: Jangan Ngomong Kiri Kanan gak Jelas
Redaktur : Tim Redaksi