Bisakah Menebus Waktu Tidur yang Hilang di Akhir Pekan?

Jumat, 03 Agustus 2018 – 22:25 WIB
Ilustrasi. Tidur. (ANTARA/Pixabay)

jpnn.com - Jika Anda tidak bisa tidur sebanyak yang Anda butuhkan selama seminggu, Anda mungkin bisa menebusnya di akhir pekan.

Tidak cukup tidur bisa menggangu kesehatan Anda dan banyak penelitian bahkan mengaitkan kurangnya Z's dengan kemungkinan kematian yang lebih tinggi selama periode waktu tertentu.

BACA JUGA: Bayar Utang Tidur Demi Kesehatan, Berpengaruh?

Tetapi sebuah studi baru dari Swedia menunjukkan bahwa jika Anda tidak bisa tidur sebanyak yang Anda butuhkan selama seminggu, Anda mungkin bisa menebusnya di akhir pekan.

Para peneliti menemukan orang yang sudah 65 tahun ke bawah yang tidur 5 jam atau kurang semalam, memiliki 65 persen risiko kematian lebih tinggi selama periode studi 13 tahun dibandingkan mereka yang mendapat 6 atau 7 jam tidur semalam.

BACA JUGA: Kapan Bayi Boleh Minum Air Putih?

Tetapi orang-orang yang menyeimbangkan waktu tidur pendek mereka dengan tidur akhir pekan yang lebih lama tampaknya tidak memiliki peningkatan risiko kematian.

Temuan ini menunjukkan, dengan kata lain, bahwa Anda mungkin bisa menebus efek merusak dari tidur yang hilang.

BACA JUGA: 5 Makanan Ini Perlu Diwaspadai Penderita Asam Urat

" Kami tidak bisa benar-benar mengatakan 100 persen bahwa kami telah membuktikan ini, tetapi itu adalah asumsi yang masuk akal bahwa ini adalah apa yang terjadi," kata pemimpin penulis studi, Torbjörn Åkerstedt, seorang profesor pengobatan perilaku di Universitas Stockholm di Swedia, seperti dilansir laman Fox News, Kamis (2/8).

Studi ini diterbitkan di Journal of Sleep Research.

Penelitian sebelumnya yang mengamati kurang tidur dan risiko kematian sering menanyakan peserta tentang durasi tidur "biasa" mereka, yang sering ditafsirkan sebagai jadwal tidur hari kerja seseorang.

" Tapi "kami menduga itu mungkin bukan keseluruhan cerita," tambah Åkerstedt.

Dalam studi tersebut, Åkerstedt dan rekan-rekannya mengumpulkan data lebih dari 38.000 orang dewasa, yang dikumpulkan dalam survei medis di Swedia pada tahun 1997.

Dalam survei tersebut, para peserta menjawab dua pertanyaan tentang durasi tidur mereka, pada acara malam hari dan pada hari libur.

Timpeneliti kemudian melacak peserta hingga 13 tahun, menggunakan daftar kematian nasional negara itu dan mengendalikan faktor-faktor yang bisa berkontribusi pada kesehatan atau risiko kematian, seperti jenis kelamin, indeks massa tubuh dan merokok.

Sama seperti penelitian sebelumnya, durasi tidur memiliki hubungan bentuk-U dengan risiko kematian.

Dengan kata lain, terlalu banyak dan terlalu sedikit tidur dikaitkan dengan risiko kematian selama masa studi.

Durasi tidur singkat telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan, termasuk stroke, penyakit jantung, sindrom metabolik, hipertensi dan obesitas, yang semuanya meningkatkan risiko kematian.(fny/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Bantal Sangat Berpotensi Membuat Alergi Lebih Buruk


Redaktur : Yessy
Reporter : Fany

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler