Bisakah Merpati Hidup Lagi?

Selasa, 27 Desember 2011 – 01:27 WIB

KADANG libur itu pentingPada hari tanpa kesibukan itulah persoalan yang rumit bisa dibicarakan secara mendasar, detail, dan habis-habisan

BACA JUGA: Hope di Soekarno-Hatta dan Hope di Madura

Misalnya, pada hari libur Sabtu lalu
Enam jam penuh bisa membicarakan rumitnya persoalan Merpati Nusantara Airline

BACA JUGA: Kursi Feodal Bertabur Puntung Rokok


   
Tidak hanya direksi dan komisaris yang hadir, tapi juga seluruh manajer senior
Ruang rapat sampai tidak cukup sehingga pindah ke ruang tamu yang secara kilat dijadikan arena perdebatan.
   
Meski saya yang memimpin rapat, tidak ada hierarki di situ

BACA JUGA: Mengabdikah di BUMN? Lebih Sulitkah?

Segala macam jabatan dan predikat saya minta ditanggalkanTidak ada menteri, tidak ada Dirut, tidak ada komisaris, dan tidak ada bawahanSemua sejajar sebagai orang bebasDuduknya pun tidak diatur dan tidak teratur

Operator laptop dan proyektornya sampai duduk di lantaiKebetulan saya juga hanya memakai kaus dan celana olahragaBelum mandi pulaBaru selesai berolahraga bersama 30.000 karyawan dan keluarga Bank Rakyat Indonesia se-Jakarta memperingati ultah ke-116 mereka yang gegap gempita.
   
Pindah dari acara BRI ke acara Merpati pagi itu rasanya seperti pindah dari surga ke MarundaDari perusahaan yang labanya Rp 14 triliun ke perusahaan yang ruginya tidak habis-habisnyaDari jalannya operasional saja Merpati sudah rugi besar

Apalagi, kalau ditambah beban-beban utangnyaTiap bulan pendapatannya hanya Rp 133 miliarPengeluarannya Rp 178 miliarPesawatnya tua-tuaSekali dapat yang baru MA 60 pula.
   
Suasana kerja di Merpati pun sudah seperti perusahaan yang no hope! Maka, jelaslah bahwa persoalan Merpati tidak bisa diselesaikan dengan cara biasa.

Restrukturisasi perusahaan dengan cara modern sudah dicoba sejak dua tahun laluBelum ada hasilnya "bahkan tanda-tandanya sekali punUpaya restrukturisasi ini telah menghabiskan enersi luar biasaLebih-lebih menghabiskan waktu dan kesempatan.
   
Panjangnya proses pengadaan pesawat Tiongkok MA 60 membuat peluang lama hilang begitu sajaRute-rute kosong yang semula akan diisi MA 60 telanjur dimasuki Wing dan Susi Air yang lebih kompetitifMA 60 yang menurut para pilot merupakan pesawat yang bagus, lebih berat lagi bebannya setelah terjadi kecelakaan di Kaimana

Peristiwa yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kualitas pesawat itu ikut membuat Merpati ibarat petinju yang sudah sempoyongan tiba-tiba terkena pukulan berat.
   
Sebelum kecelakaan Kaimana, penumpang sebenarnya lebih senang naik MA 60Pesawat ini sengaja didesain untuk negara tropisAC-nya bisa berfungsi sejak penumpang masuk pesawatTidak seperti pesawat baling-baling lain yang panas udara kabinnya luar biasa dan baru berkurang setelah beberapa menit di udara.
   
Merpati memang sering kehilangan momentumBahkan, seperti sudah kehilangan momentum sejak dari lahirnyaKetika kali pertama dipisahkan dari Garuda, pesawat-pesawatnya diambil, tapi utangnya ditinggalkanBeban-beban lain juga menumpuk

Semua itu enak sekali dijadikan kambing hitam oleh manajemenSetiap manajemen yang gagal punya alasan pembenarannyaKadang manajemen lebih sibuk mengumpulkan kambing hitam daripada bekerja keras dan melakukan efisiensi.
   
Benarkah tidak ada hope lagi di Merpati?
   
Itulah yang melalui forum pada hari libur Sabtu lalu ingin saya ketahuiTerutama sebelum saya membuat keputusan yang tragis: ditutup! Segala macam usaha sudah dilakukan

Dua bulan lalu sebenarnya saya sudah menyederhanakan manajemen MerpatiJabatan wakil Dirut saya hapusJumlah direktur saya kurangiIni agar manajemen lebih lincahJuga terbebas dari beban psikologis karena wakil Dirutnya lebih senior dari sang Dirut

Rupanya itu belum cukupSaya harus masuk lebih ke dalamTiba-tiba saya ingin berdialog langsungDialog yang intensif dan tanpa batasDialog dengan jajaran yang lebih bawah

Di masa lalu saya sering mendapat pengalaman ini: banyak ide bagus justru datang dari orang bawah yang langsung bekerja di lapanganBukan dari konseptor yang bekerja di belakang meja.
   
Memang ada rencana pemerintah dan DPR untuk membantu keuangan Merpati Rp 561 miliarTapi, akankah uang itu bermanfaat? Atau hanya akan terbang terhambur begitu saja ke udara? Seperti ratusan miliar uang-uang negara sebelumnya?
   
Tentu saya tidak ingin seperti ituHarus ada jaminan ini: dengan suntikan tersebut Merpati bisa hidup dan berkembangTidak seperti suntikan-suntikan uang ratusan miliar rupiah di masa laluIni juga harus menjadi uang terakhir dari negara untuk MerpatiSudah terlalu besar negara terus menyuntik Merpati, dengan hasil yang masih begitu-begitu saja.
   
Karena itu, saya kemukakan terus terang di forum: daripada uang Rp 561 miliar tersebut terhambur ke udara begitu saja dan karyawan pada akhirnya kehilangan pekerjaan juga, lebih baik Merpati ditutup sekarang jugaUang itu bisa dibelikan kebun kelapa sawitTiap karyawan mendapat pesangon 2 ha kebun sawit

Orang Riau punya dalil: satu keluarga yang punya 2 ha kebun sawit, sudah bisa hidup sampai menyekolahkan anak ke ITB! Memiliki 2 ha kebun sawit lebih memberikan masa depan daripada terus menjadi karyawan Merpati.
   
Tentu ide ini membuat pertemuan hebohSekaligus peserta pertemuan tertantang untuk menolaknyaMereka tidak rela kalau Merpati harus matiKebun sawit bukan bandingan untuk masa depanOkeSaya setujuSo what? Kalau dari operasionalnya saja sudah rugi, masih adakah alasan untuk mempertahankannya?
   
Maka, saya ajukan ide untuk melakukan pembahasan topik per topikIni untuk mengecek apakah benar masih ada harapan?
   
Topik pertama adalah: bagaimana membuat pendapatan Merpati lebih besar daripada pengeluarannyaKalau tidak ada jalan yang konkret di topik ini, putusannya jelas: Merpati harus ditutup
   
Asumsinya: bagaimana bisa memikul beban yang lain kalau dari operasionalnya saja sudah rugi besarBerapa pun modal digerojokkan tidak akan ada artinyaLebih baik untuk beli kebun sawit!
   
Meski logika sawit begitu jelas dan rasional, rupanya masih banyak yang takut mengubah jalan hidupKetika hal itu saya kemukakan, seseorang nyeletuk dari arah belakang"Salah Pak Dahlan! Bukan kami takut menjadi petani sawit, tapi Merpati ini masih punya peluang besar," katanya"Asal semua orang di Merpati punya etos kerja yang hebat," tambahnya
   
Etos kerja ini begitu sering dia sebut sebagai penyebab utama kesulitan Merpati sekarang iniDia sangat percaya etos itulah kuncinya, sehingga sepanjang enam jam rapat itu dia selalu dipanggil dengan nama Pak Etos.
   
Pak Etos mungkin benarTapi, itu masih kurang konkretYang diperlukan adalah usul konkret dan realistisYang bisa membuat pendapatan lebih besar daripada pengeluaranYang bisa dilaksanakan dalam keadaan Merpati as is.
   
Pagi itu begitu sulit mencari ide yang membumiSaya pun lantas teringat pada gurauan pedagang-pedagang sukses seperti ini: "Tuhan itu baikTapi, uanglah yang bisa membuat orang mengatakan Tuhan itu baik"
   
Rupanya perlu rangsangan material untuk melahirkan ide-ide kreatifRupanya perlu dana untuk mendatangkan TuhanMaka, saya tawarkan di forum itu: peserta rapat yang mengusulkan ide terbaik akan saya beri hadiah satu mobil baru, Avanza, dari kantong saya pribadi.
   
Rapat pun menjadi hebohGelak tawa memenuhi ruanganIde belum muncul, tapi warna mobil sudah harus dibicarakanSetuju: warna krem! Neraka sawit ternyata tidak menarikSurga Avanzalah yang menggiurkanPantaslah kalau Jakarta macet!
   
Tuhan rupanya benar-benar datangInspirasi bermunculanHampir semua peserta rapat mengangkat tanganMereka berebut mendaftarkan ideAngkat tangan lagi untuk ide keduaIde ketigaBahkan, ada yang sampai mendaftarkan lima ide.
   
Setelah terkumpul 53 ide, barulah diperdebatkanMana yang konkret dan mana yang terlalu umumMana yang menghasilkan rupiah, mana yang menghasilkan semangatMana yang membuat pendapatan lebih besar, mana yang membuat pengeluaran lebih kecil.
   
Ide-ide itu kemudian di-rankingDari yang terbaik sampai yang terkurangDari yang terbanyak menghasilkan rupiah sampai yang menghasilkan etosPerdebatan amat seru karena masing-masing mempertahankan idenyaTerjadi diskusi yang luar biasa intensif, mengalahkan rapat kerja bagian pemasaran.
   
Dari ranking yang dibuat, memang sudah bisa diketahui siapa yang bakal dapat mobilTapi, ada yang protes"Sebaiknya hadiah baru diberikan setelah ide itu jadi kenyataan," teriaknya

Rupanya, dia ingin membuktikan bahwa meski idenya kalah ranking, dalam pelaksanaannya kelak akan mengalahkan juara ranking ituSetujuKita lihat dulu kenyataan di lapanganPeluang bagi ide yang ranking-nya di bawah pun masih terbuka.
   
Tentu ide-ide itu masih dirahasiakanIni terutama karena masih akan dirumuskan dalam bentuk program kerja nyata di lapanganTapi, semua ide memang sangat menarikDari sinilah bisa diketahui bahwa Merpati seharusnya tidak akan rugi secara operasionalKalau ini terlaksana, pemilik dana tidak akan ragu membantuAlhamdulillahTuhan memberkati.
   
Topik berikutnya adalah MA 60Bagaimana kinerjanya selama ini? Apakah bisa menghasilkan uang dan terutama bagaimana mengembalikan citra yang rusak akibat kecelakaan Kaimana?
   
Banyak juga ide gila yang munculTermasuk ide bahwa khusus untuk MA 60 sebaiknya dicarikan pilot buleSeperti pesawatnya Susi AirOrang kita lebih percaya kepada bule daripada bangsa sendiriKetidakpercayaan orang terhadap MA 60 bisa ditutup dengan pilot orang buleHuh!
   
Saya benci dengan ide ini.
   
Tapi, demi Merpati saya menerimanya!
   
Maka, setelah enam jam berdebat, tepat pukul 16.00, rapat pun diakhiri dengan legaSaya bisa segera pulang untuk mandi pagi! (*)

    Dahlan Iskan
   Menteri  BUMN

   

BACA ARTIKEL LAINNYA... Neraka dari Manajemen Musyrik


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler