Hope di Soekarno-Hatta dan Hope di Madura

Senin, 19 Desember 2011 – 02:22 WIB

BANYAKNYA ide baru tentu ikut menentukan keberhasilan manufacturing hopeIde PT Angkasapura 2 menambah high speed taxi way exit yang sedang dikerjakan di Bandara Soekarno-Hatta sekarang ini, misalnya, adalah ide yang konkret

BACA JUGA: Kursi Feodal Bertabur Puntung Rokok



Mudah dilaksanakan, murah biayanya, dan langsung terasa manfaatnya
Terutama dalam ikut mengatasi kepadatan frekuensi naik-turunnya pesawat

BACA JUGA: Mengabdikah di BUMN? Lebih Sulitkah?

Pesawat yang baru mendarat tidak lagi terlalu lama berada di landasan
Landasan pun bisa segera digunakan pesawat berikutnya.
 
Apalagi jika taxi way east cross juga bisa segera dibangun

BACA JUGA: Neraka dari Manajemen Musyrik

Dua landasan yang dimiliki Bandara Cengkareng itu bisa terhubung dengan lebih fleksibelDari atas tower ATC (air traffic control) minggu lalu saya melihat begitu banyak pesawat yang antre terbang dari landasan kiriSampai enam pesawatItu berarti penumpang harus bersabar menunggu terbang hingga 20 menit

Sebaliknya, landasan kanan hanya dipakai sesekaliTidak seimbangnya beban dua landasan tersebut, antara lain, terjadi karena belum dibangunnya?east cross tersebutKalau ada jalan pesawat yang menghubungkan dua ujung timur landasan tersebut, tentu pembebanan dua landasan itu bisa lebih seimbang
 
Tentu harus dicek secara teknisSaya bukanlah ahli bandaraBelum tentu yang saya kemukakan benarYang jelas, di dalam desain awal pembangunan bandara tersebut memang dimungkinkan pembangunan east cross itu "kelak", di kemudian hari

Ternyata ekonomi kita maju lebih cepat daripada yang diperhitungkanKata "kelak" yang digambarkan baru akan terjadi pada 2020 itu sudah tiba tiga tahun laluSulitkah membangun east cross itu" PT Angkasapura 2 pasti mampu melakukannya segeraHanya, lokasi untuk east cross tersebut telanjur dipakai oleh Hotel Sheraton, lapangan golf, dan pergudangan Soewarna

Saya belum memperoleh informasi mengapa begituMengapa dulu tidak dibangun di lokasi lain sehingga dalam keadaan bandara kelewat padat seperti sekarang ada kemudahan mencari terobosan.
 
Memang ada kemungkinan membangun east cross tanpa menggusur hotel dan lapangan golfNamun, biayanya sedikit lebih besarRasanya direksi Angkasapura akan bisa mengalkulasi mana yang terbaik
 
Yang paling ideal adalah langsung membangun landasan ketigaTapi, mengingat tanah yang perlu dibebaskan mencapai ratusan hektare, rasanya tidak mungkin pembangunan landasan ketiga itu bisa selesai dalam tiga tahun

Sedangkan peningkatan jumlah penerbangan tidak akan bisa dibendung lagiApalagi, keadaan ekonomi akan terus membaik setelah dua hari lalu peringkat Indonesia dinaikkan menjadi negara investment grade.
 
Jalan lain lagi? AdaSegera memperbesar terminal III yang masih baru ituDengan demikian, terminal III bisa menampung lebih banyak penerbanganSekaligus berarti bisa memanfaatkan landasan kanan lebih seimbangTanpa harus membangun east cross terlebih dahulu
 
Ide-ide untuk mengurangi kepadatan Bandara Cengkareng sudah begitu banyakIde yang mana yang lebih baik saya serahkan sepenuhnya kepada direksi Angkasapura 2Ditambah ide Dirjen Perhubungan Udara untuk mengatur ulang jadwal penerbangan agar tidak terlalu banyak pesawat yang menumpuk di jam-jam tetentuMisalnya, jam 06.00Padahal, mana mungkin delapan pesawat sama-sama menjanjikan berangkat jam yang sama?
 
Saya juga sangat menghargai ide baru Angkasapura 2 membuat tower ATC "berwajah dua"Selama ini seluruh operator ATC yang bekerja di puncak tower tersebut hanya bisa menghadap ke satu arah: landasan kiriKalau ada pergerakan pesawat di landasan kanan, operator tidak bisa melihat secara langsungKalau proyek dua wajah itu selesai dua bulan lagi, tower ATC itu sudah lebih fleksibel.
 
Ada lagi hope yang lebih besarSaat saya berkunjung ke ruang kontrol Bandara Soekarno-Hatta pekan lalu, ada kesibukan baru di sana: memasang peralatan baruItulah peralatan yang akan memperkuat ruang kontrol yang lama yang dihebohkan di lalu lintas SMS beberapa waktu lalu

Menurut SMS yang beredar luas itu, ruang kontrol yang ada sekarang ini sangat membahayakan penerbanganKapasitas kontrolnya hanya untuk 460 pergerakan pesawatPadahal, yang harus dikontrol saat ini adalah 1.200 pergerakan
 
Kemampuan peralatan kontrol yang baru dipasang tersebut berlipat-lipatBegitu juga, kecanggihannyaPeralatan itu bisa memonitor hingga 4.600 pergerakan pesawatJauh lebih besar daripada angka pergerakan saat iniProyek Kementerian Perhubungan itu semoga sudah bisa digunakan tiga-empat bulan lagi.
 
Memang, masih ada problem lain: simulator control room itu harus disediakan dalam keadaan baikTenaga operatornya juga sangat kurangPengadaan SDM itu tidak bisa dilakukan cepat karena kualifikasinya yang sangat khususBelum ada sekolah operator ATCItu sungguh merupakan peluang yang besar bagi lembaga pendidikan

Di Soekarno-Hatta saja kita perlu lebih dari 200 operator lagiBelum bandara-bandara lainnyaBelum lagi begitu banyak bandara baru akan dibangun atau diperbesar.
 
Direksi Angkasapura 2 sudah memutuskan untuk membuka pendidikan khusus bagi lulusan S-1 yang ingin bekerja di ATCSambil menunggu hasilnya, operator senior yang seharusnya pensiun diminta bekerja kembali.
 
Bagian itu memang memerlukan banyak tenaga lantaran sifat pekerjaannyaSeorang operator ATC hanya boleh bekerja dua jamSetelah itu, dia wajib istirahatBisa tiduran, senam, main-main, atau duduk-duduk di luar ruangItulah sebabnya di sebelah ruang yang penuh peralatan canggih tersebut harus disediakan kasur, bantal, alat-alat permainan, dan kursi-kursi untuk bersantai.
 
Tentu ada cara lain untuk mengurangi kepadatan lalu lintas pesawat di Cengkareng: memperbanyak pesawat besarPenumpang dua pesawat kecil bisa ditampung di satu pesawat besarDengan demikian, lalu lintas pesawatnya bisa turun 50 persenTapi, ada hambatan teknisBandara lain yang akan menerima pesawat besar dari Jakarta itu belum tentu memenuhi syarat
 
Ada lagi cara lain: memperbanyak pesawat yang menginap di luar JakartaSekaligus untuk pemerataan ekonomiTentu ada pula hambatan teknisnyaIde cukup banyakTidak harus satu ide yang diterimaBisa saja gabungan ide atau kombinasi ideYang jelas, masih banyak hope di depan kita.

***

Ide baru juga datang dari MaduraSelama ini produktivitas garam kita sangat rendahnyaKualitasnya pun kurang bagusPadahal, BUMN garam kita memiliki 5.700 hektare lahan penggaraman di MaduraPadahal, kita ini perlu dua juta ton garam setiap tahunPadahal, kita ini masih terus saja impor garam.

Ide baru ini datang dari Dirut PT Garam S.UIrredentaTidak usah ditanya mengapa orang asli Madura itu namanya mirip orang ItaliaAyahnya, seorang guru SMP di Surabaya, memang pernah bersekolah di ItaliaToh, nama depannya tetap sangat Madura: Slamet UntungSudah slamet untung pula.

Mulai tahun depan dia akan bikin gebrakan: melapisi seluruh lahan penggaramannya dengan menggunakan membranTentu akan memerlukan berpuluh-puluh hektare membranRencana tersebut perlu saya "bocorkan" sekarang agar pabrik-pabrik plastik di dalam negeri segera berpikir untuk memproduksi membranTentu yang memenuhi persyaratan untuk lahan garamJangan sampai untuk urusan membran saja kita harus imporMumpung masih ada waktuMumpung masih musim hujan.

Dengan begitu, air laut yang akan dijadikan garam akan menggenangi lahan yang sudah dilapisi membranKeuntungannya ada tigaPertama, pembentukan garamnya bisa beberapa hari lebih cepat karena suhu udaranya lebih panasKedua, tidak perlu lagi ada satu lapisan garam paling bawah yang tercampur lumpurKetiga, kualitas garam kita menjadi kelas satu semuanya

Selama ini lapisan garam yang paling bawah tidak bisa dijual sama sekali karena bercampur lumpurLapisan atasnya masih bisa dibersihkan dari lumpur, tapi perlu biayaItu pun hanya akan menghasilkan garam kelas III. 

Dengan idenya itu, Slamet Untung akan bisa menyelamatkan industri garam sekaligus membuat BUMN untungBenar-benar sebuah hope yang sangat besarApalagi kalau kelak petani garam kita juga bisa mengikuti jejak Slamet iniPemda pun (gubernur maupun bupati) rasanya tidak akan sia-sia kalau membantu pengadaan membran untuk petani garam kitaDari Madura akan kita mulai revolusi ladang garam bermembran.

Slamet Untung masih punya ide lainYakni, menjadikan lahan 5.700 hektare itu tetap produktif di luar musim garam yang hanya 4,5 bulan setiap tahunnyaJangan sampai selama musim hujan, ketika tidak bisa memproduksi garam, lahan itu dibiarkan menganggur

Untuk apa? Slamet akan memanfaatkannya untuk budi daya bandeng! Bahkan, di lahan yang bukan untuk penggaraman, dia akan bertanam rumput lautSaya pun langsung menyetujuinyaBahkan, saya akan mendukungnya dengan pabrik pengolahan rumput laut sekalian
 
Dua tahun lagi, setelah garam Madura kembali berjaya, pola yang sama harus bisa diterapkan di NTTDi sana ada lahan luas yang cocok untuk pembuatan garamDalam dua tahun ini, sambil menunggu selesainya proyek membranisasi di Madura, di NTT bisa mulai dilakukan pengurusan dan penyiapan lahannya

BUMN Garam Madura sudah siap ekspansi ke NTTBahkan, hasilnya bisa saja lebih besar daripada yang di MaduraMengapa? Di NTT bisa memproduksi garam selama 7 bulan dalam setahun!
 
Setelah Madura dan NTT beres, barulah kita bicarakan apakah masih perlu atau tidak impor garamMemperdebatkannya sekarang hanya akan sia-siaSaat ini masih begitu jauh jarak antara keperluan garam kita yang dua juta ton dan produksi garam nasional kita yang belum sampai 400 ton!
 
Setidaknya sudah ada hope yang bisa di-manufacture di sini(*)


   Dahlan Iskan
  Menteri  BUMN
 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Langkah Pertama: Manufacturing Hope!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler