Bisnis Asuransi Bukukan Pendapatan Premi Rp 46 Triliun

Rabu, 23 November 2016 – 11:34 WIB
Ilustrasi. Foto: JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Bisnis asuransi menunjukkan catatan bagus pada kuartal ketiga 2016.

Hingga kini, pendapatan premi sudah mencapai Rp 46,1 triliun.

BACA JUGA: Reekspor Produk Perikanan Masih Tinggi

Jumlah itu meningkat 8,7 persen bila dibandingkan dengan Januari–Oktober 2015 sebesar Rp 42,4 triliun.

Wakil Ketua Bidang Statistik, Informasi, dan Analisis Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Dadang Sukresna menyatakan, ada tiga lini bisnis asuransi umum yang membukukan pertumbuhan negatif.

BACA JUGA: KKP dan Pemerintah Belanda Perluas Kerjasama

Yakni, kendaraan bermotor, pengangkutan laut, dan kecelakaan.

Premi di bisnis kendaraan bermotor sampai kuartal ketiga mencapai Rp 11,6 triliun atau menurun 5,4 persen daripada kuartal ketiga 2015 sebesar Rp 12,2 triliun.

BACA JUGA: Fokus Biayai Infrastruktur, Mandiri Kucurkan Rp 100 Triliun

Lantas, lini bisnis pengangkutan laut berhasil mencetak pendapatan premi Rp 2,2 triliun atau turun 4,9 persen ketimbang triwulan III 2015 sebesar Rp 2,31 triliun.

Demikian pula pendapatan premi di bisnis kecelakaan yang menurun 27 persen menjadi Rp 901 miliar.

Kinerja positif perolehan premi asuransi ditunjang pertumbuhan di lini bisnis penjaminan proyek (suretyship), pendukung infrastruktur, dan rekayasa.

Premi asuransi juga ditunjang program kredit usaha rakyat (KUR) yang mendongkrak premi asuransi kredit.

Demikian pula lini bisnis kesehatan dengan asuransi kesehatan swasta penunjang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Sementara itu, total klaim asuransi umum pada triwulan ketiga 2016 mencapai Rp 20,3 triliun.

Artinya, terjadi penurunan 7,6 persen jika dibandingkan dengan Rp 21,9 triliun pada kuartal ketiga 2015.

Peningkatan klaim terjadi pada energy offshore, rekayasa, tanggung gugat, kredit, dan penjaminan.

Rasio klaim pada kuartal ketiga tercatat turun menjadi 44 persen atau lebih rendah ketimbang 51,7 persen pada tahun lalu.

Penurunan klaim terbesar dialami bisnis satelit yang turun seratus persen alias tidak ada pengajuan klaim.

Selain itu, bisnis pesawat udara turun 71 persen menjadi Rp 323 miliar, rangka kapal jadi Rp 714 miliar, dan pengangkutan laut menjadi Rp 808 miliar.

Dadang berharap kinerja industri asuransi umum bakal tumbuh lebih baik di empat bulan terakhir 2016.

Hal tersebut dipicu pertumbuhan spending pemerintah pada akhir tahun serta pergerakan bisnis pada akhir tahun dan menjelang awal tahun.

Dadang berharap pertumbuhan kinerja berasal dari bisnis asuransi kendaraan bermotor karena pada akhir tahun produsen dan distributor biasanya memberikan diskon pembelian kendaraan bermotor. (dee/c20/noe/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... BI Terapkan GWM Averaging, Bank Lebih Fleksibel Kelola Likuiditas


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler