jpnn.com - jpnn.com - Bisnis batu bara diprediksi kembali menghadapi tantangan setahun ke depan.
Meski diwarnai perasaan waswas, kalangan penambang memastikan akan tetap melanjutkan aktivitas.
BACA JUGA: Takut Seperti Lapindo, Warga Usir Peneliti Tambang
Ketua Asosiasi Pertambangan Batubara Samarinda (APBS) Eko Prayitno mengatakan, perbaikan harga batu bara dalam beberapa bulan belakangan telah mendorong sejumlah perusahaan untuk aktif lagi.
Sebagian di antaranya, kata dia, sudah mengajukan izin perpanjangan usaha dan menyiapkan rencana operasional. Jadi, tak ada alasan untuk berhenti.
BACA JUGA: Wuihh..Bupati Murah Hati Beri Izin 30 Tambang
Meski diperkirakan kembali melorot pada sisa periode tahun ini hingga tahun depan, dia yakin, harga batu bara tetap akan berada di level ekonomis.
Dia optimistis perusahaan tetap bisa mendapat keuntungan meski tak sebesar yang dibayangkan saat harganya meroket signifikan pada triwulan terakhir 2016.
BACA JUGA: DPR akan Panggil Paksa Pengusaha Hitam
“Baru mau berdiri, tapi harga malah turun lagi. Tapi ini tidak merugikan. Pertambangan masih bisa jalan. Asalkan, harga tidak terus terjun bebas, pertambangan akan baik-baik saja,” ucapnya, saat diwawancarai Kaltim Post, Kamis (3/2).
Dia mengecualikan bila harga batu bara pada bulan-bulan berikutnya terus turun. Jika itu yang terjadi, bisnis mereka bisa saja mengarah ke nilai yang merugikan.
“Tapi, perusahaan tidak mungkin dapat setop operasionalnya karena justru akan menambah kerugian. Bila berhenti akan ada biaya yang membengkak, seperti pembiayaan leasing, alat berat, dan operasional perusahaan lainnya,” imbuh dia.
Eko menambahkan, seandainya kemungkinan terburuk tersebut terjadi, harga kembali terus melemah, perusahaan akan tetap beroperasi dalam hitungan yang relatif aman.
Yakni, untuk bisa mempertahankan perputaran bisnis. Produksi sekadar untuk menutup celah risiko kerugian.
“Apalagi kalau memberhentikan karyawan-karyawan perusahaan, itu tidak bakal menguntungkan. Rugi pasti jauh lebih besar, karena perlu banyak pertimbangan biaya tanggung jawab,” ulas dia. (mon/man/k8)
Redaktur & Reporter : Ragil