jpnn.com, SURABAYA - Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi mengatakan, pertumbuhan bisnis food & beverage (F&B) di pusat perbelanjaan saat ini sangat pesat.
Bahkan, menurut dia, hanya bisnis kuliner secara year-to-year masih bisa tumbuh double-digit, baik dari sisi omzet maupun jumlah resto atau kafe baru.
BACA JUGA: Aroma Kuliner Lokal dalam Diskusi Kebangsaan Hasto-Yenny
”Jika sepuluh tahun lalu komposisi tenant F&B di dalam satu mal hanya sekitar 10–15 persen, saat ini sudah berubah. Bahkan bisa mencapai 30 persen,” kata Sutandi, Minggu (18/3).
Sutandi menambahkan, pertumbuhan jumlah tenant F&B baru pada 2017 mencapai 20 persen.
BACA JUGA: Ini Bisnis Baru Nina Wang di Akhir Tahun
Faktor utama pertumbuhan yang sangat signifikan tersebut adalah pergeseran gaya hidup konsumen yang suka makan di luar rumah bersama keluarga saat weekend dan rekan kerja di weekday.
Menurut dia, pertumbuhan kuliner di Surabaya cukup merata.
BACA JUGA: Modal Awal Rp 1 Juta, Eka Kini Punya Rumah Produksi
Di tempat terpisah, Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo) Jatim Tjahjono Haryono mengatakan, maraknya outlet kuliner saat ini sangat didukung dengan daya beli masyarakat Surabaya yang cukup tinggi.
”Persaingan saat ini sudah semakin ketat. Sejumlah kafe dan restoran baru bermunculan. Trennya saat ini cenderung membidik segmen menengah ke bawah,” ujar Tjahjono. (car/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bondan Winarno Sering Bilang Ingin Dikremasi
Redaktur & Reporter : Ragil