jpnn.com, TARAKAN - Perhimpunan Hotel dan Restoran Seluruh Indonesia (PHRI) Tarakan, Kalimantan Utara, tengah kelimpungan.
Pasalnya, acara berskala nasional di Kaltara sangat minim. Hal itu membuat bisnis perhotelan terguncang.
BACA JUGA: Perlu Ada Zonasi Bisnis Perhotelan
Ketua PHRI Tarakan Kipi berharap pemerintah daerah dapat mengupayakan kegiatan-kegiatan berskala besar.
BACA JUGA: Kontribusi Pajak UMKM Belum Signifikan
BACA JUGA: AL, Kamu Kenapa Nekat Banget?
“Kami juga minta bantuan dari pemkot bagaimana bisa fasilitasi supaya mengundang atau membuat acara-acara yang sifatnya bisa menyedot banyak pengunjung ke Tarakan biar okupansi bisa terbantu,” ujarnya, Senin (8/6).
Dia mengakui kegiatan berskala besar di Tarakan sangat memengarahui okupansi hotel.
BACA JUGA: Okupansi Hotel Meningkat Tajam
Salah satu contohnya ialah saat ada seleksi tilawatil Quran (STQ) dan rapat kerja nasional (Rakernas) Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) beberapa waktu lalu.
“Mungkin acara-acara seperti itu yang kami butuh support dari pemerintah kota,” harapnya.
Saat ini tidak ada kegiatan berskala besar di Tarakan. Kipi mengakui okupansi hotel ikut menurun.
Menurut Kipi, okupansi di setiap hotel hanya mencapai 20 persen ketika tidak ada kegiatan besar.
Bahkan, saat ini sudah ada beberapa hotel di Tarakan yang berganti kepemilikan karena okupansi menurun.
Dia mencontohkan Hotel Shamko yang telah dibeli pemilik Hotel My City. Begitu juga dengan Hotel Paradise yang telah berganti kepemilikan.
“Itu juga bukti okupansinya sangat kecil,” imbuhnya. (shy/lim)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PHRI: Guest House Bikin Okupansi Hotel Menurun
Redaktur & Reporter : Ragil