Bisnis Rental Orang di Jepang: Berawal dari Sakit Hati

Selasa, 10 April 2018 – 06:15 WIB
Takanobu Nishimoto, pendiri Ossan Rental, perusahaan pelopor bisnis penyewaan orang di Jepang. Foto: Soranews24.com

jpnn.com, TOKYO - Di Jepang, bukan hanya baju atau apartemen yang bisa disewa. Orang pun bisa. Cukup dengan membayar JPY 1.000 atau Rp 128 ribu per jam, pelanggan bisa menyewa orang dan memintanya melakukan apa saja.

Takanobu Nishimoto sangat sakit hati saat mendengar pembicaraan sekelompok remaja putri pada 2012. Mereka menyebut pria paro baya sebagai sosok yang menjijikkan dengan rambut di telinga yang mulai bermunculan dan berbagai hal lainnya.

BACA JUGA: Sungguh Tega! 26 Tahun Kurung Anak di Kandang

Nishimoto yang kala itu berusia 44 tahun merasa tak terima. Dia langsung sadar bahwa secara umum pria paro baya dianggap tidak berguna.

”Saya ingin melakukan sesuatu untuk memperbaiki reputasi kami dan membuktikan bahwa pria paro baya juga berguna. Bahwa kami juga keren,” terang pria yang berprofesi fashion stylist itu.

BACA JUGA: Berniat Menolong, Dua Wanita Jepang Dituding Nodai Ring Sumo

Nishimoto akhirnya membuat website dengan nama Ossan Rental. Ossan berarti pria paro baya. Ya, yang dibuat Nishimoto adalah persewaan pria yang sudah berumur.

Di website terpajang foto dan ilustrasi pria-pria yang diasuh Nishimoto, lengkap dengan keahlian mereka, pendidikan, alamat rumah, sudah menikah atau belum, dan berbagai keterangan lainnya.

BACA JUGA: DPR Ingin Perkuat Kerja Sama Ekonomi Maritim RI - Jepang

Saat awal Ossan Rental berdiri, Nishimoto menyewakan diri sendiri. Klien yang dilayaninya boleh menyuruh apa saja, kecuali berhubungan seksual. Per jam, tarif yang dipatok adalah JPY 1.000 atau setara dengan Rp 128 ribu per jam. Biaya itu sudah termasuk pajak.

Klien pertamanya adalah perempuan 88 tahun yang hanya ingin punya teman mengobrol dan jalan-jalan. Hingga saat ini, Nishimoto masih menemui perempuan tersebut di Chiba setiap pekan.

Ada pula klien yang ingin ditemani beli baju untuk dipakai bertemu putranya yang tidak pernah dilihatnya selama 35 tahun atau klien yang ingin memastikan suaminya tidak nakal.

Mayoritas hanya ingin ngobrol dan mendapat nasihat dari orang yang lebih tua. Beberapa klien di Ossan Rental adalah orang yang ingin bunuh diri dan butuh teman untuk berbicara. Nishimoto mengaku dirinya melihat begitu banyak drama saat melayani para klien.

Nishimoto awalnya tak mau merekrut orang. Dia takut pegawai yang direkrutnya akan berulah. Tapi, lama-kelamaan, kliennya kian banyak. Mau tak mau dia butuh tambahan tenaga.

Dia juga harus memberikan pilihan yang variatif kepada kliennya. Seleksi ”pegawai” dilakukan dengan ketat. Kini dia punya 78 anak buah dengan usia 30-an hingga 70-an tahun.

Sebagian besar pegawainya tak berulah. Paling hanya datang terlambat atau bicaranya terlalu ”menjurus”. Bagi para pegawainya, Ossan Rental telah membantu mereka untuk merasa berguna bagi masyarakat.

”Banyak orang ingin menjadi anggota Ossan Rental. Mereka merasa pekerjaan ini keren dan ingin berkontribusi untuk masyarakat,” ujarnya seperti dilansir Japan Times. (sha/c10/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Timnas U-16 Cukur Kamboja 5-0, Fakhri Husaini Belum Puas


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler