Sejumlah pengusaha rumah burung walet di Samuda menyebutkan, nilai jual SWR masih belum beranjak normal
BACA JUGA: 7.180 Penerima Jamkeskot Nama Bodong
Harga per kilogram untuk sarang mangkuk super (bersih sedikit kotoran) tetap pada kisaran di bawah Rp 10 juta per kilogramH Mastur menambahkan, kendati nilai jual sekarang mencapai Rp 7 juta hingga Rp 8 juta, para pengepul sangat selektif dalam memilih kualitas sarang yang akan dibeli
BACA JUGA: Siswa Dilarang Bawa Mobil Pribadi
Mereka tidak sembarangan membeli karena harus melalui kriteria pemilihan sarang yang bagus."Harga Rp 8 juta per kilogram itu, sarang mangkuk kualitas baik seperti sedikitnya kotoran ataupun bulu pada sarang
Menurut Ketua HP2WS, berdasarkan infomasi yang mereka terima, para tengkulak (pengepul) membeli sarang kabarnya hanya untuk menutupi kekurangan stok dalam negeri
BACA JUGA: Bertemu 10 Jam, Belum Ada Kata Sepakat
Artinya mereka belum sepenuhnya mengambil sarang yang akan diproduksi sebagai komoditas ekspor"Situasi perniagaan sarang walet sekarang ini masih simpang siurBelum ada keterangan resmi dari pasar global, khususnya dari sentra importir terbesar yakni Cina," tukasnya.Sementara berdasarkan informasi pengusaha RBW, anjloknya nilai jual pangsa pasar sarang walet asal Indonesia lantaran ada indikasi sabotase dari para penangkar SWR asal Malaysia, karena merasa kalah saing hasil produksiIsu yang beredar disebutkan kalau sarang walet asal Indonesia telah terkontaminasi serta kualitas tercemar akibat maraknya zat pemutih pada sarang produksi usai melalui pencucian tidaklah benar.
Informasinya, sarang asal Indonesia yang sempat mampir di pasar Malaysia sesumbarnya telah diselipkan (disusupi) sarang asal Malaysia yang kualitasnya jelek (banyak zat pemutih)Ketika sarang tersebut tiba di Cina, setelah melalui proses sortir dan disebutkan kualitasnya jelek, lalu para eksportir luar (selain Indonesia) menyebutkan kalau sarang itu berasal dari Indonesia, sehingga pencitraan perdagangan liur walet di pangsa importir dunia, penilaian sarang asal Indonesia merosot tajam.
Maka dari itu, merasa khawatir para importir Cina sekarang ini kabarnya mengurangi pembelian sarang jadi yang sudah melalui proses pembersihan (kemasan), namun mereka memburu sarang murni dari para penangkar di beberapa sentra pembudidayaan(fm)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SPSI dan Manajemen Freeport Kembali Berunding
Redaktur : Tim Redaksi