BKKBN: Angka Kematian Ibu & Anak bisa Turun, jika Tak Nikah Dini

Senin, 28 April 2014 – 18:28 WIB

jpnn.com - JAKARTA- Dalam rangka menekan angka kematian ibu dan bayi, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengimbau masyarakat agar tidak menikah dini. Data BKKBN menyebutkan, sebanyak 48 persen perempuan sudah menikah di bawah usia 15 tahun, dan lima persen di bawah 14 tahun.

Hal inilah yang memicu tingginya angka kematian ibu dan bayi. "Kami sangat mendukung program Kementerian Kesehatan dalam Kampanye Peduli Kesehatan Ibu. Angka kematian ibu dan anak akan turun bila, perempuan menikah di usia yang cukup di mana alat reproduksinya sudah matang," kata Kepala BKKBN Fasli Jalal, di sela-sela pencanangan Kampanye Peduli Kesehatan Ibu 2014, di Kementerian Kesehatan, Senin (28/4).

BACA JUGA: Jelang Hari Buruh, Presiden SBY dan Menakertrans Makan Siang Dengan Pekerja

Ditambahkan mantan Dirjen Dikti ini, masyarakat harus paham kesehatan reproduksi dengan baik. Minimal berat bayi 2,5 kg saat lahir agar metabolisme dalam otak berkembang dengan baik. Menjaga jarak kehamilan juga harus terus disosialisasikan.

"Saat ini ada 2,3 juta pasangan menikah dalam setahun, dan sebanyak 4,5 juta kehamilan dalam setahun. Karenanya, harus terus dikampanyekan pentingnya menjaga kesehatan reproduksi," ujarnya.

BACA JUGA: Demo BTN Saat Konvensi, Upaya Jatuhkan Dahlan Iskan

Meski penggunaan alat kontrasepsi, terutama implant satu batang, bukan bagian dari kampanye ini, namun mantan Wakil Menteri Pendidikan ini memastikan alkon ini efektif menjaga jarak kehamilan.

Sementara itu, perusahaan farmasi Merck Sharp and Dohme (MSD) Indonesia, yang turut mensupport pelaksanaan kegiatan ini menyatakan, masalah kesehatan perempuan khususnya kesehatan ibu merupakan bagian integral dari komitmen global MSD.

BACA JUGA: Suara Jokowi dan PDIP Rusak jika Cawapresnya Figur Bekas

"MSD akan terus bekerja dengan semua pihak agar perempuan Indonesia mendapatkan informasi dan layanan kesehatan yang memadai untuk meningkatkan kesehatannya dan keluarganya. Keluarga Berencana dan kesehatan perempuan merupakan faktor penentunya," ujar Chris Tan, President and Managing Director MSD Indonesia.

MSD juga mendukung pemerintah dalam mencapai akses universal atas kesehatan reproduksi dan mencapai MDG. Kepedulian MSD salah satunya secara nyata terlihat dari program MSD for Mothers yang menyasar 10 ribu pekerja perempuan di beberapa pabrik di Indonesia.

Program tiga tahun yang dimulai sejak 2013 ini untuk menangani masalah kesehatan yang mempengaruhi angka kesakitan dan angka kematian ibu pekerja pabrik di Indonesia.

"Perempuan pekerja adalah target grup yang terus bertumbuh hingga mencapai 43 juta. Indonesia memiliki berbagai industri dan bisnis dimana mayoritas pekerjanya adalah perempuan, dan mereka memberikan kontribusi untuk mempercepat perekonomian Indonesia," tandasnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jumat Pekan Ini Sri Mulyani Bersaksi di Sidang Kasus Century


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler