Desakan untuk merobohkan patung dan tugu peringatan tokoh kulit putih di Australia kini semakin menguat. Gerakan 'Black Lives Matter' memicu kesadaran mengenai penindasan terhadap warga Aborigin di masa lalu.

Pekan ini, pemerintah lokal Wellington Shire di negara bagian Victoria akan melakukan pemungutan suara untuk merobohkan tugu peringatan penjelajah Skotlandia Angus McMillan.

BACA JUGA: Warga Papua Jangan Terpengaruh Isu Black Lives Matter

Sosok Angus dianggap telah terlibat dalam pembantaian massal terhadap warga Aborigin di Gippsland 170 tahun silam.

Salah satu pejabat setempat, Carolyn Crossley mengajukan mosi agar tugu McMillan di daerah Sale dan Stratford dirobohkan, jika disetujui, hal yang sama akan dilakukan juga untuk tugu-tugu di daerah Heyfield, Yarram, Port Albert, Bundalaguah, Bushy Park, Rosedale, dan Willung South.

BACA JUGA: Warga Negara dan PR Australia Tidak Boleh ke Luar Negeri Sampai 17 September

"Kita harus rela, berdamai dengan masa lalu untuk menunjukkan bahwa kita peduli dan mengakui kehidupan orang kulit hitam penting di tahun 1843, sama seperti sekarang," kata Carolyn seperti dilaporkan ABC News.

"Langkah itu harus dimulai dari kita, masyarakat kulit putih. Kita tidak boleh berpangku tangan," ujarnya.

BACA JUGA: Apakah Benar Pendatang Telah Mencuri Pekerjaan Warga Australia?

Carolyn menjelaskan sejumlah tugu dan patung dibangun di tahun 1920-an untuk memuliakan sosok Angus McMillan dan meletakkan jejak imperialis di kawasan Gippsland. Photo: Tugu peringatan penjelajah Skotlandia Angus McMillan kini jadi perdebatan di lingkup pemerintah lokal di Victoria, karena keterlibatannya dalam pembantaian massal terhadap warga aborigin 170 tahun silam. (By Kellie Lazzaro )

 

Patung tokoh kolonialis asal Inggris, Kapten James Cook dan Lachlan Macquarie di Sydney, beberapa waktu belakangan telah menjadi target vandalisme, terutama saat perayaan Hari Australia, atau Australia Day, yaitu hari ketika tokoh tersebut mendarat di Australia.

Dengan momentum gerakan Black Lives Matter (BLM) belakangan ini, patung-patung tokoh kolonial seperti Kapten Cook telah menjadi target perusakan di Australia.

Aksi demonstrasi BLM di berbagai negara kini membangkitkan kesadaran orang mengenai keberadaan patung dan tugu para kolonialis yang dinilai mengabaikan kekejaman dan ketidakadilan dari masa silam.

Patung mantan perdana menteri Inggris, Winston Churchill di London misalnya, ditutupi pelindung pekan lalu agar tidak dirusak, sementara di Amerika Serikat, sejumlah patung Jenderal Robert E Lee telah dipindahkan.

Di Australia, langkah semacam ini memicu kontroversi. kepala negara bagian New South Wales, Premier Gladys Berejiklian bahkan mempertimbangkan untuk membuat undang-undang khusus untuk melindungi patung dan monumen tokoh-tokoh kulit putih tersebut.

Langkah ini dia pertimbangkan setelah patung kedua Kapten Cook dirusak di Sydney pekan lalu.

Patung berusia lebih 100 tahun dan terletak di persimpangan Belmore Road dan Avoca Street di daerah Randwick, Sydney, disemprot cat namun kini telah dibersihkan.

Sebelumnya, seorang staf anggota DPR dari Partai Hijau telah dijadikan tersangka karena mengotori patung Kapten Cook lainnya di Hyde Park Sydney. Photo: Patung Kapten Cook di Hyde Park Sydney dijaga polisi karena menjadi target perusakan belakangan ini. (ABC News)  

Usulan Pemerintah Kota Wellington untuk menghilangkan tugu patung Angus McMillan juga memicu kontroversi di kalangan warga Gippsland.

Berselang beberapa jam setelah spanduk 'Black Lives Matter' dipasang di tugu McMillan, hari Senin (15/06), muncul sebuah spanduk yang menentang pembongkaran tugu.

Walikota Wellington Shire, Alan Hall, menyatakan lebih mendukung penghapusan tugu tersebut.

"Langkah selanjutnya yaitu bagaimana memahami sejarah dengan lebih baik dan menyampaikannya secara lebih tepat terkait dengan masyarakat suku Gunai Kurnai," katanya.

Salah satu warga aborigin suku Gunai dan Maar, Marji Thorpe, menyatakan sukunya telah mengalami apa yang disebut genosida.

Menurutnya memperbaiki dan memulihkan hubungan orang kulit putih dan warga aborigin lebih dari sekadar menghilangkan monumen tokoh-tokoh kolonial. Photo: Tugu peringatan Angus McMillan, penjelajah Skotlandia yang memasuki kawasan Gippsland, dan terlibat pembataian penduduk asli di sana. (Supplied )

 

"Dibutuhkan langkah lebih dari sekadar merubuhkan patung," katanya.

Sebelumnya, pemuka masyarakat Gunai Kurnai telah melobi Komisi Pemilihan Umum (KPU) Australia untuk mengubah nama daerah pemilihan (dapil) McMillan untuk kawasan itu.

Lobi tersebut berhasil dan nama dapilnya sudah diubah menjadi Dapil Monash pada tahun 2018.

"Tugu ini merupakan peringatan penjajahan yang menjijikkan bagi orang Aborigin di Gippsland," kata Roger Fenwick, tokoh Aborigin setempat.

"Kami menyambut baik karena hal ini dibicarakan sekarang dan aksi-aksi damai beberapa minggu terakhir terus berdampak," katanya.

Sosok penjelajah asal Skotlandia Angus McMillan diketahui terkait dengan pembantaian orang Aborigin di Warrigal Creek dan di lokasi lain dekat Woodside dan Port Albert pada tahun 1843. Sedikitnya 300 orang Aborigin terbunuh dalam peristiwa itu.

Pembunuhan massal terhadap orang Aborigin juga terjadi di Boney Point dan Hollands Landing antara tahun 1840-1842.

Ikuti informasi terbaru dari Australia di ABC Indonesia.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Makin Panas, PM Australia Sebut Alasan Tiongkok Sampah, Konyol dan Terbantahkan

Berita Terkait