Blok Politik Kontra SBY-JK Dideklarasikan

Selasa, 23 Desember 2008 – 01:30 WIB
JAKARTA – Suhu menjelang Pemilu 2009 terus menghangatSejumlah bakal capres, aktivis, dan pengamat mendeklarasikan Blok Politik Kontra Politisi Gagal, Senin (22/12) s

BACA JUGA: Pemuka Agama Desak RUU Tipikor Segera Disahkan

Gerakan tersebut secara gamblang merupakan usaha menghadang duet Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla yang sangat mungkin maju lagi


Bakal capres yang hadir dalam deklarasi tersebut adalah capres independen Fadjroel Rahman dan peserta konvensi capres PBR Rizal Ramli

BACA JUGA: Mantan Dubes Janji Kembalikan Duit Korupsi

Di barisan aktivis dan pengamat, hadir, antara lain, Direktur Eksekutif LIMA Ray Rangkuti, Direktur Eksekutif Partnership for Governance Reform (Kemitraan) H.S
Dillon, dan beberapa yang lain.

”Katakan tidak pada politik janji, katakan tidak pada politik citra, katakan tidak pada politisi gagal,” tegas pengamat politik dari UI Boni Hargens saat membacakan naskah deklarasi di kompleks Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, kemarin

BACA JUGA: Krisis, Industri Kehutanan Harus Inovatif



Acara tersebut sekaligus menjadi peluncuran buku berjudul Trilogi Dosa Politik yang disusun BoniDalam buku setebal 183 halaman tersebut, mantan aktivis itu membeberkan sejumlah kegagalan pemerintahan SBY-JK”Saya pikir SBY-JK bercandaBanyak janji di awal 2004, tapi sedikit yang sudah dilakukan,” tutur Boni

Di antaranya, kegagalan pemerintah di bidang ekonomi”Tragedi di Pasuruan cermin nyata kegagalan,” ujarnyaDi tengah kondisi itu, kebijakan pemotongan subsidi bahan bakar minyak yang memicu kenaikan harga kebutuhan pokok justru dikeluarkan”Kekuasaan ini sudah liar, sudah tidak lagi intelektual, dan tidak lagi disertai komitmen moral,” kritik Boni.

Terkait dengan masalah itu, Rizal Ramli menambahkan, pemerintah diindikasikan telah melakukan kebohongan publikPersentase angka kemiskinan dan pengangguran sesuai data BPS yang dilansir jauh dari fakta di lapangan”Potensi adanya rekayasa statistik sangat kuat,” tuding Menko Perekonomian era Gus Dur tersebut.

Data angka pengangguran, menurut dia, sangat mudah dimanipulasi oleh pemerintah yang memang hanya mementingkan popularitasModusnya adalah mengganti waktu pelaksanaan survei”Yang biasa dilakukan Januari diubah sekitar saat musim panen,” ujarnya

Saat itu, kata dia, banyak orang menganggur di pedesaan yang dikerahkan untuk bekerja sementara khusus pada musim panen”Saat ditanya, ya jawabannya tentu bekerjaTapi, apakah itu data yang benar,” sindirnya(dyn/tof)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Agung Khawatir DPR Makin Sepi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler