jpnn.com, PALEMBANG - Wilayah Sumatera Selatan (Sumsel) saat ini masuk musim peralihan, yakni dari musim kemarau menuju musim penghujan atau pancaroba.
Pada pancaroba, cuaca di siang hari terik atau panas, lalu pada sore hari terjadi turun hujan.
BACA JUGA: Musim Pancaroba, BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Seminggu ke Depan
Kepala Stasiun Meteorologi SMB II Palembang Siswanto menjelaskan bahwa karakteristik cuaca di musim pancaroba selain cuaca yang akan berubah dalam waktu singkat.
"Ketika terjadi hujan biasanya intensitas dengan durasi yang juga cukup singkat juga," ujar Siswanto, Rabu (2/10).
BACA JUGA: Waspada, Penularan Covid-19 Meningkat saat Musim Pancaroba
Bahkan diterangkan Siswanto, beberapa daerah terjadi cuaca ekstrem berupa angin kencang dan hujan disertai kilat atau petir.
"Kilat atau petir ini berpotensi terjadi puting beliung," terang Siswanto.
BACA JUGA: Tip Redakan Batuk di Musim Pancaroba, Ada Obat OTC
Kata Siswanto, pancaroba akan terjadi hingga pertengahan Oktober mendatang.
"Sepuluh hari terakhir Oktober itu sudah masuk musim penghujan. Namun, tidak terjadi secara serentak, tetapi secara bertahap," kata Siswanto.
Musim penghujan diawali di sisi barat Sumsel, yakni Musi Rawas Utara (Muratara), Linggau, Empat Lawang, Musi Rawas, Lahat, Pagar Alam, dan Ogan Komering Ulu (OKU) Selatan.
"Setelah itu terjadi di Sumsel bagian tengah, yakni
Musi Banyuasin (Muba), Pali, Muara Enim dan OKU Timur ," beber Siswanto.
Kemudian musim hujan akan terjadi di Sumsel bagian timur, yakni Banyuasin dan Ogan Ilir (OI).
"Sebelum musim penghujan tiba, kami mengimbau masyarakat agar melakukan gotong royong serta pembersihan sanitasi maupun lingkungan, sehingga tidak terjadi banjir maupun genangan air," imbau Siswanto.
"Dan untuk masyarakat yang melaksanakan aktifitas di wilayah perkotaan agar memangkas pohon yang sudah rindang sehingga tidak terjadi bencana," pungkas Siswanto. (mcr35/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNPB: Waspada Musim Pancaroba dan Cuaca Ekstrem
Redaktur : Elfany Kurniawan
Reporter : Cuci Hati