jpnn.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memperkirakan letusan Gunung Semeru berdampak pada aktivitas Bandara Yogyakarta International Airport.
Namun, kata Kepala Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG Edison Kurniawan, berdasarkan hasil pantauan di lapangan, belum terlihat pengaruh dari abu vulkanik yang masuk ke wilayah tersebut.
BACA JUGA: Korban Letusan Gunung Semeru Diperkirakan Masih Bertambah, Tercatat Sudah Sebegini
"Potensi abu vulkanik pada malam hari ini bergerak ke arah barat laut pada ketinggian 0 sampai 30.000 kaki, kemudian hingga di atas 50.000 kaki bergerak ke arah barat," ujar Edison Kurniawan, saat menyampaikan keterangan pers yang diikuti melalui YouTube BNPB di Jakarta, Sabtu (4/12).
Menurut Edison pergerakan abu vulkanik teramati melalui pos pantau BMKG di Stasiun Meteorologi Juanda.
BACA JUGA: Catatan Panjang Letusan Gunung Semeru, Sejak 1818 Hingga Kini
Untuk memastikan apakah dampak abu vulkanik berdampak hingga ke Bandara YIA, BMKG berkoordinasi dengan Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia atau Airnav.
"Demikian juga untuk wilayah Bandara Adi Sumarmo dan juga di Malang, kami saat ini dari BMKG tetap terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Semeru," katanya.
BACA JUGA: Mama Novita Melahirkan di Hutan Saat Malam Hari, Untung Dibantu Prajurit TNI
Menurut Edison, pemantauan terhadap pergerakan abu vulkanik terus dilakukan sebab berpotensi mempengaruhi aktivitas penerbangan.
"Tentunya memang kami akan terus memantau kegiatan tersebut yang sangat mempengaruhi bagi aktivitas penerbangan," katanya.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru di Dusun Poncokusumo melaporkan kronologi kejadian guguran awan panas Gunung Semeru tercatat pada Sabtu (4/12) mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 mm.
"Pada pukul 15.10 WIB Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas teramati mengarah ke Desa Besuk Kobokan beraroma belerang," kata Kepala BNPB Suharyanto.
Berdasarkan catatan yang dihimpun Pusat Vulkanologi, kata Suharyanto, guguran lava pijar teramati 500 sampai 800 meter dengan pusat guguran kurang lebih 500 meter di bawah kawah.(Antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang