jpnn.com, JAKARTA - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan masih ada potensi gempa susulan di Sulawesi Barat, setelah provinsi itu diguncang lindu dengan Magnitudi 6,2 pada Jumat (15/1) dini hari.
"Kami analisis masih dimungkinkan adanya gempa susulan yang cukup kuat seperti dini hari tadi. Masih dimungkinkan," kata Dwikorita dalam keterangan resmi secara virtual, Jumat.
BACA JUGA: Gempa Majene, 4 Warga Meninggal Dunia, 637 Luka-luka dan Lebih 3.000 Orang Mengungsi
Menurut Dwikorita, potensi gempa susulan setelah gempa Majene di Sulbar didasarkan pada data kegempaan.
Kemudian BMKG juga melihat sejarah kegempaan di provinsi tersebut.
BACA JUGA: Gempa Sulbar, Presiden Perintahkan Doni Monardo dan Mensos Risma Langsung ke Mamuju
"Gempa-gempa susulan masih terjadi dan kami analisis berdasarkan data-data kegempaan yang kami rekam dan history yang lalu," ujar dia.
Atas potensi gempa susulan, Dwikorita mengimbau masyarakat di Sulbar untuk waspada.
BACA JUGA: Ustaz Dasad Latief Terhindar dari Gempa Majene Lantaran Tiba-Tiba Kangen Sama Orang Tua
Setidaknya masyarakat bisa menjauhi rumah atau gedung yang berpotensi roboh.
"Jangan berada pada bangunan gedung tinggi, hindari bangunan-bangunan tersebut," ungkap dia.
Sebelumnya, BPBD Kabupaten Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) melaporkan warganya meninggal dunia akibat gempa dengan Magnitudo 6,2 bertambah menjadi 4 orang, dan lebih dari enam ratus menderita luka-luka.
BPBD setempat terus melakukan upaya penanganan darurat dan memutakhirkan data dampak pascagempa M6,2 yang terjadi pada Jumat (15/1), pukul 01.28 WIB atau 02.28 waktu setempat.
Data Pusat Pengendali Operasi BNPB per 15 Januari 2021, pukul 08.00 WIB, mencatat sekitar 637 warga mengalami luka-luka dan 3.000 lainnya mengungsi di Kabupaten Majene, Provinsi Sulbar.(ast/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan