jpnn.com - jpnn.com - Tingginya intensitas gempa dalam sebulan terakhir, menjadi perhatian serius Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan.
Karenanya, BBMKG telah mengirimkan tiga tim ahli geofisika ke titik lokasi gempa di Karo yang berasal dari Banda Aceh, Parapat, dan Tuntungan.
BACA JUGA: 100 Gempa Susulan Mengguncang, Pengungsi Tegang
Kepala Bidang Data dan Informasi BMKG Wilayah I Medan, Syahnan mengatakan, survei ke lokasi gempa tersebut dilakukan untuk mendapatkan data akurat, sehingga bisa menganalisa dan memastikan apa sebenarnya penyebab-penyebab getaran yang terjadi selama ini.
"Walaupun selama ini kita tahu itu sering terjadi akibat sesar yang banyak di sana," ujar Syahnan kepada wartawan, di Kantor BMKG Wilayah I Medan, kepada Sumut Pos (Jawa Pos Group), Rabu (15/2).
BACA JUGA: Kaca Bergetar, Bali dan Lombok Diguncang Gempa
Dia berharap, survei ini dapat memberikan titik terang untuk menjelaskan apa yang menjadi penyebab getaran yang terjadi belakangan ini.
Menurut dia, selama ini pihaknya telah mengirim tim geofisika ke titik gempa pada 16 Januari dan 17 Januari 2017 lalu. Namun data yang didapatkan masih belum lengkap sehingga pihaknya kembali mengirimkan tim.
BACA JUGA: 50 Gempa Susulan Terjadi di Italia
"Tim survei tidak hanya melakukan operasional peralatan tetapi juga turut memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat tentang gempa bumi," ujarnya.
BMKG menyebut untuk mendapatkan hasil data yang akurat dari survei ini, dibutuhkan waktu minimal dua minggu. “Di mana nantinya harus dianalisa dulu kemudian dipresentasikan sehingga mendapatkan hasil yang maksimal," imbuh dia.
Syahnan juga membantah rumor penyebab gempa yaitu adanya patahan baru di antara Gunung Sinabung dengan Danau Toba.
“Satu hal yang harus kita pahami bahwa, aktivitas gempa bumi Deliserdang akhir-akhir ini murni akibat aktivitas tektonik dan tidak ada ciri-ciri yang menunjukan bahwa gempa bumi ini dipicu aktivitas vulkanik,” jelasnya.
Ia menuturkan, gempa yang kerap terjadi belakangan ini merupakan serangkaian dari gempa berkekuatan 5.6 SR yang terjadi pada 16 Januari 2017 lalu.
“Gempa bumi Deliserdang ini merupakan aktivitas gempa bumi kerak dangkal (shallow Cristal earthquake) yang terjadi akibat sesar aktif,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Kepala BPBD Sumut Riadil Akhir Lubis mengatakan, seluruh daerah di Sumut berpotensi bencana. Sehingga masyarakat diminta untuk tetap waspada.
“Seluruh kabupaten kota di Sumatera Utara semuanya berpotensi bencana. Jika di dataran tinggi potensi gempa dan longsor, di Langkat berpotensi puting beliung dan di Medan banjir. Setiap daerah di Sumut punya potensi bencana,” katanya.(prn/adz)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Baca, Inilah Penjelasan BMKG soal Gempa 5,6 SR di Medan
Redaktur & Reporter : Budi