jpnn.com - JAKARTA - Direktur Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengungkapkan, pelonggaran loan to value (LTV) atau uang muka kredit properti akan meningkatkan permintaan KPR untuk rumah pertama dan kedua.
Anggoro menjelaskan bahwa permintaan rumah pertama bakal naik karena rasio LTV menjadi 85 persen dari sebelumnya 80 persen. Permintaan rumah kedua juga akan naik lantaran penghapusan larangan inden untuk rumah kedua.
BACA JUGA: Barata Indonesia Gandeng Perusahaan Asal Jerman
’’Dengan adanya izin inden untuk rumah kedua, BNI berpeluang menawarkan kepada nasabah existing untuk membeli rumah. Misalnya, untuk anaknya,’’ ujarnya dalam launching aplikasi My Blue Bird di Jakarta kemarin (7/9).
Dia menyebutkan, sekitar 50 persen portofolio kredit KPR BNI mengalir untuk rumah pertama dengan plafon Rp 350 juta–Rp 450 juta. Pada masa mendatang, porsi kredit KPR untuk rumah pertama meningkat dengan adanya pelonggaran LTV tersebut.
BACA JUGA: Tekan Angka Kecelakaan, Ini Strategi Grup Astra
Perseroan menargetkan pertumbuhan KPR minimal sepuluh persen tahun ini, atau mencapai Rp 38,13 triliun per akhir 2016 dari perhitungan Rp 34,66 triliun per akhir tahun lalu.
BNI mencatat pertumbuhan KPR 7,5 persen atau senilai Rp 35,57 triliun per semester I 2016. Jumlah tersebut naik jika dibandingkan dengan posisi semester pertama tahun lalu yang mencapai Rp 33,09 triliun.
BACA JUGA: Pertamina Kelola Blok Mahakam Lebih Awal
Dari posisi penyaluran KPR itu, BNI memiliki rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) KPR sebesar tiga persen per semester I 2016, atau naik bila dibandingkan dengan posisi 2,4 persen per semester I 2015.
Anggoro menuturkan, untuk mendukung kebijakan pelonggaran LTV, BNI memperpanjang program bunga KPR single-digit untuk menarik calon debitor. (dee/c14/sof/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Antam Siap Dukung Rencana Relaksasi Ekspor Terbatas Bijih Mineral
Redaktur : Tim Redaksi