BNPB Beri Peringatan Bencana Ganda di Lereng Gunung Merapi

Senin, 16 November 2020 – 13:10 WIB
Gunung Merapi. Foto: Natalia Laurens/JPNN

jpnn.com, KLATEN - Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) meminta seluruh pihak mewaspadai potensi bencana ganda di tengah meningkatnya aktivitas Gunung Merapi.

Selain ancaman erupsi Merapi, ada potensi persebaran Covid-19 di barak pengungsian.

BACA JUGA: Mendadak Sirene Berbunyi, Warga Lereng Gunung Merapi Panik, Ternyata..

“Kedatang kami di sini untuk memastikan kesiapsiagaan semua telah dijalankan dengan baik. Ada dua ancaman. Erupsi Merapi dan pandemi Covid-19,” kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan usai meninjau barak pengungsian di Desa Balerante, Kecamatan Kemalang akhir pekan lalu.

Terkait aktivitas Merapi telah mendapatkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogja.

BACA JUGA: Jip Wisata di Lereng Gunung Merapi pun Siap Membantu Evakuasi

Hingga akhirnya beberapa daerah yang berada di kawasan rawan bencana (KRB) III secara inisiatif melakukan evakuasi mandiri, terutama kelompok rentan.

“Mereka yang mengungsi adalah kelompok rentan. Mulai dari mereka yang lanjut usia, anak-anak, ibu hamil, orang sakit, dan disabilitas. Posisi BNPB dalam hal ini memberikan dukungan. Sekaligus memastikan penerapan protokol pencegahan Covid-19 telah dilakukan,” tambahnya.

BACA JUGA: Sukarelawan Pengungsian Gunung Merapi Wajib Ikut Rapid Test

Lilik menjelaskan, mereka yang datang ke barak pengungsian diwajibkan menggunakan masker serta cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir.

Lantas diukur suhu tubuhnya terlebih dahulu sebelum memasuki bagian kawasan barak pengungsian.

Termasuk mengungkapkan maksud dan tujuan kedatangannya ke relawan terlebih dahulu.

Apabila kedatangan memberikan bantuan, hanya cukup diserahkan kepada sukarelawan saja dengan dilakukan penyemprotan disinfektan terlebih dahulu.

Mereka tidak diperkenankan untuk bertemu langsung dengan para pengungsi.

Pembatasan itu dilakukan sebagai bagian pencegahan persebaran Covid-19 di barak pengungsian.

“Jangan tiba-tiba langsung ketemu pengungsi karena ini semata-mata menjaga tempat evakuasi sementara (TES) dari terciptanya klaster baru. Kalau sampai ada yang terinfeksi, dampaknya sangat berbahaya. Maka itu, saya mohon semua pihak yang datang ke sini tetap menerapkan protokol kesehatan,” jelasnya.

Dia telah mendapatkan informasi jika terdapat 25 orang, baik pengungsi maupun relawan telah dilakukan tes swab.

Hanya saja, hasilnya sampai saat ini belum keluar.

Maka dari itu, pihak yang datang dari luar, tetapi belum menjalani tes swab diminta bisa membatasi diri untuk tidak melakukan interaksi dengan pengungsi yang merupakan kelompok rentan.

“Apa yang dibutuhkan sekarang misalnya saja tes swab, nantinya akan kami dukung. Dukungan-dukungan kami lebih banyak di sana. Sebenarnya ada erupsi maupun tidak ada erupsi seluruhnya harus di-swab. Tidak hanya pengungsi yang dites swab, tetapi semuanya. Hanya saja, bahan swab masih terbatas sehingga harus ada diprioritaskan,” ucapnya. (ren/bun/ria)


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
BNPB   Klaten   Magelang   Sleman   Boyolali   Gunung Merapi  

Terpopuler