jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif mengatakan trend bencana di Indonesia meningkat dari tahun 2002 sampai 2013.
Hampir 80 persen dari total bencana setiap tahun merupakan bencana hidro meterologi seperti banjir, longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan serta gelombang pasang.
BACA JUGA: PDIP Bantah Mega Sudah Tetapkan Capres dan Kabinet Bayangan
"Trend ke depan akan terus meningkat. Pada 2014, banjir jumlah kejadiannya 148 kali, meninggal dan hilang 66 jiwa, luka-luka 7, menderita menungsi 1,260,882 jiwa," kata Syamsul Maarif saat Rapat Dengar Pendapat di Komisi VIII DPR RI, Selasa (4/3).
Selain merenggut korban jiwa, lanjutnya, bencana juga mengakibatkan 484 unit rusak berat, rusak sedang 69 unit, rusak ringan 123 unit, serta rumah terendam 269.903 unit.
BACA JUGA: Atasi Bencana, BNPB Kekurangan Dana
Bencana juga berdampak pada kerusakan sarana pendidikan. Di antaranya ada 37 unit sekolah rusak, sarana peribadatan 22 unit, sarana kesehatan 1 unit. Sementara lahan pertanian rusak karena banjir dari data sementara seluas 26.909 hektar.
"Kemarin saya bertemu Menteri Pertanian dan ternyata beliau mengatakan bahwa ternyata yang dilaporkan sekian banyak itu ketika banjir surut itu padinya masih tegak. Ketika terjadi banjir terendam," ujar Syamsul.
BACA JUGA: Presiden Lantik Suwardi Sebagai Wakil Ketua MA
Karena itu dia meminta kondisi pertanian ini agar dipikirkan oleh para sarjana pertanian, bagaimana caranya petani bisa menghasilkan produk unggulan seperti beras di negeri yang rawan bencana ini.
Data yang disampaikan oleh Kepala BNPB ini belum termasuk kejadian bencana tanah longsor yang menempati urutan kedua dengan 99 kejadian, 77 korban hilang, 31 orang luka-luka, 14.296 mengungsi serta kerugian lainnya.
"Puting beliung menempati kejadian terbesar juga, di nomor 3, yaitu sebanyak 94 kali kejadian. Yang meninggal 35 orang, luka-luka 34 orang, dan mengungsi 1.509 orang," bebernya. (fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Karen Beber
Redaktur : Tim Redaksi