jpnn.com - JAKARTA - Kepala Badan Nasional Penanggulan Bencana (BNPB) Willem Rampangilei mengaku, Indonesia sangat memahami kemarahan negara tetangga, seperti Singapura dan Malaysia yang terkena dampak bencana asap. Namun, ia meminta pengertian negara tetangga, karena warga Indonesia justru lebih menderita akibat asap tersebut.
“Kami jelaskan situasinya. Indonesia bersunggguh-sungguh tangani karlahut (kebakaran lahan da hutan, red). Yang paling terdampak itu Indonesia. ISPA (Inefeksi Saluran Pernafasan Akut)-nya tinggi di Indonesia dibanding negara tetangga. Ini sedang berusaha keras selesaikan,” ujar Willem dalam jumpa pers di kantornya, Jalan Pramuka, Jakarta Timur, Kamis (1/10).
BACA JUGA: Beginilah Isi Perintah Kapolri pada Propam Terkait Kasus Salim Kancil
Terkait tawaran bantuan dari Singapura, juga belum dipertimbangkan Indonesia saat ini. Willem menegaskan, sejauh ini Indonesia masih bisa menyelesaikan masalah karlahut dan bencana. Karena itu, bantuan belum dibutuhkan saat ini.
“Pemerintah Indonesia sangat berterima kasih dan simpati terhadap tawaran bantuan tersebut. Tapi sampai saat ini, semua masih dalam kontrol,” imbuhnya.
BACA JUGA: Honorer K2 Desak Payung Hukum Pengangkatan CPNS Segera Diterbitkan
Terpenting untuk penanganan asap ini, menurut dia, pembangunan kanal bersekat dan jumlah air yang banyak untuk menghilangkan asap. Upaya-upaya itu, sedang dilakukan pemerintah pusat dan daerah.(flo/jpnn)
BACA JUGA: Sekjen Masih Saksi di KPK, Politikus NasDem sudah Bicara Sanksi
BACA ARTIKEL LAINNYA... Meminta Maaf ke Keluarga PKI = Negara Bersalah
Redaktur : Tim Redaksi