BNPT Makin Waspada Jelang Natal dan Tahun Baru

Jumat, 23 Desember 2016 – 20:19 WIB
Suhardi ALius. Foto: BNPT

jpnn.com - BOGOR – Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama Densus 88, dan semua detasemen antiteror di Indonesia (TNI) terus memperkuat sinergi untuk meningkatkan deteksi ancaman terorisme jelang hari raya Natal dan tahun baru 2016.

Langkah itu dilakukan karena dikhawatirkan masih ada beberapa kelompok terorisme yang akan bergerak usai keberhasilan pengungkapan beberapa rencana aksi terorisme oleh Densus 88 di Bekasi, Tangerang, Sumatera Barat, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

BACA JUGA: Sah, KPK Tetapkan Mantan Petinggi Lippo Group Tersangka Suap

“Tentu saja kami terus bekerja sama mendeteksi sel-sel lain yang akan bergerak untuk melakukan teror dengan memanfaatkan momentum hari Natal dan Tahun Baru 2016,” kata Kepala BNPT Komjen Pol Suhardi Alius usai penutupan Peningkatan Kapasitas SDM BNPT di kawasan Puncak, Bogor, Kamis (22/12) malam.

Suhardi menambahkan, apresiasi tinggi harus diberikan atas pengungkapan beberapa rencana aksi teror tersebut.

BACA JUGA: Fahri Sebut Pemerintah Sudah Punya Sistem untuk Mengetahui Jumlah WNA Ilegal

Padahal di negara lain, beberapa aksi terorisme telah mencoreng kehidupan damai di muka bumi.

Di Turki, Duta Besar Rusia ditembak mati. Kemudian Yaman, bom bunuh diri menewaskan puluhan korban.

BACA JUGA: Sikat Teroris Tanpa Libatkan TNI, Indonesia Bakal Menyesal

Selanjutnya, di Berlin Jerman, terjadi aksi teror dengan menabrakkan truk ke Pasar Natal.

Di Zurich, Swiss, sebuah masjid ditembaki oleh teroris yang menewaskan beberapa korban.

Terakhir, kemarin di Irak, aksi bom bunuh diri menewaskan puluhan orang.

“Ini hasil penguatan koordinasi dalam pencegahan terorisme. Di negara lain, aksi teror tidak bisa diantisipasi, tapi kita bisa menggagalkan. Tapi kita tidak boleh lengah karena masih banyak sel teroris yang masih hidup di Indonesia,” ujar Suhardi.

“Kita harus terus bekerja keras melakukan sinergi dengan Densus 88 dan detasemen anti terorTNI, bagaimana mencegah dan mengurangi ancaman dan tindak pidana terorisme di Indonesia,” ungkap mantan Kabareskrim Polri ini.

Selain itu, lanjut Suhardi BNPT akan segera membuat MoU dengan 25 kementerian dan lembaga negara lainnya untuk memantapkan pencegahan terorisme tahun depan.

Keberadaan MoU dengan 25 kementerian dan lembaga itu akan membuat program penanggulangan terorisme yang lebih komprehensif ke depan.

Sejauh ini, BNPT telah mengurut permasalahan terorisme mulai dari hulu sampai hilir dengan menggandeng para kelompok ahli dari berbagai disiplin ilmu.

Menurutnya, bicara terorisme, tidak bisa hanya terkait penindakan, tapi harus dirunut mulai dari akar radikalisme sampai menjadi terorisme.

Kedepan ia berharap, semua program terkait terorisme, baik itu pencegahan, penindakan, dan deradikalisasi bisa berjalan dengan baik untuk meninimalisasi potensi ancaman terorisme di Indonesia.

Di samping memperkuat sinergi diatas, BNPT juga menyelesaikan pembangunan pusat deradikalisasi.

Diharapkan, pusat deradikalisasi itu sudah beroperasi Januari 2017 mendatang dan harus berstandar internasional dari segi security system dan program deradikalisasinya.

“Nanti ada psikolog dan ulama datang yang datang untuk memberikan panduan sebelum napi terorisme kembali ke masyarakat. Artinya sebelum mereka keluar, kita harus bisa mereduksi tingkat radikalisasi, sehingga saat keluar mereka benar-benar telah ‘sembuh’. Untuk napi terorisme yang masih keras, juga disiapkan program deradikalisasinya dengan menyentuh aspek keluarga, anak, dan lingkungan mereka,” terang Suhardi. (jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Inneke Koesherawati Terkena Jumat Keramat KPK


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler