Boa Kabarmuna Gayus ?

Kamis, 01 April 2010 – 01:27 WIB
Gayus Tambunan. Foto : Furkon Sukanda/INDOPOS/JPNN
SEBUAH pesan singkat terkirim ke telepon genggam Gayus TambunanIsinya sederhana, hanya bertanya kabar

BACA JUGA: Pengacara Andi Kosasih jadi Tersangka

"Boa kabarmuna Gayus?" Ucapan khas Batak itu membuat Gayus penasaran
Mereka lantas saling berbalas kabar

BACA JUGA: KPK Bidik Pejabat ESDM dan Pertamina


    
"Di dia hamu tinggal (dimana kamu tinggal)?" Kali ini Gayus tak membalas lama
"Selang waktu semalam dia baru menjawab, tapi hanya ditulis Orchard Road, tidak detail," ujar sumber Jawa Pos yang mengikuti proses penyerahan diri Gayus sejak Senin ( 29/03) lalu itu

BACA JUGA: Jaksa KPK Pilih Terima Vonis soal Korupsi Natuna


    
Pendekatan kekeluargaan itu membuat Gayus melunakTim yang berangkat ke Singapura memang bukan orang sembaranganMereka adalah penyidik terpilihSebagai 'jendral' lapangan ditunjuk Kombes Pol MIriawan , Wakil Direktur I/Kamtrannas Bareskrim Mabes PolriIriawan yang akrab dipanggil Iwan Bule adalah mantan Direskrimum Polda Metro Jaya dan mantan ketua tim penyidik kasus Antasari Azhar
    
Iriawan membawa empat penyidik handal Direktorat I BareskrimDua orang lagi 'dibon' dari Satgas Anti Teror Polri yang jago cybercrime'Kami melacak jejak telpon Gayus dari ponsel istrinya yang berhasil kami deteksi,' kata sumber itu
    
Pada Senin ( 29/03) penyidik mulai mendapat petunjuk posisi GayusSaat itu, Iriawan berani lapor ke Kabareskrim Komjen Ito SumardiIto langsung berangkat ke Singapura pada petang harinya setelah terlebih dulu transit di BatamIkut bersama Ito, Kadensus 88 Mabes Polri Brigjen Tito Karnavian"Jadi, proses komunikasi dengan Gayus tidak tiba-tiba, ada waktunya," kata sumber itu
    
Nah, finishing touch dilakukan oleh anggota Satgas Pemberantasan Mafia Hukum Denny Indrayana dan Mas Achmad SantosaKeduanya berangkat ke Singapura pada Selasa petang setelah menerima info dari tim Mabes Polri yang sudah lebih dulu di Singapura
    
Tim memang tidak bisa menangkap karena tidak ada perjanjian ekstradisi dengan SingapuraGayus yang sedang makan malam di dekat hotelnya secara kebetulan bertemu dengan Denny"Alhamdulillah, saya berdoa semoga bertemu Gayus, tak sampai lima menit terkabul," kata Denny
    
Dia lantas mengajak Gayus makan malam di restoran nasi Padang di Orchard Road"Saya berhasil meyakinkan Gayus lebih baik pulang ke Indonesia, akan lebih aman buat dia dan keluarganya," kata mantan aktivis BEM UGM itu
    
Selanjutnya proses pemulangan Gayus Tambunan dari Singapura berjalan cukup mudahKedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura menyatakan, pemulangan PNS Ditjen Pajak Golongan IIIA itu berbeda dengan kasus lain ketika koruptor Indonesia lari ke Negeri SingaKBRI Singapura juga mengaku heran karena dalam pemulangan Gayus kepolisian dan imigrasi Negeri Singa sangat kooperatif
   
"Bahkan sampai saat ini (tadi malam, Red) tidak ada protes dari pihak berwenang Singapura yang kami terima," ujar Koordinator Fungsi Penerangan, Sosial dan Budaya KBRI Singapura, Yayan Ganda Hayat Mulyana ketika dihubungi dari Jakarta tadi malam.
   
Apa yang disampaikan Yayan itu memang senada dengan fakta di lapangan bahwa pemulangan Gayus dengan kawalan aparat Mabes Polri memang berjalan lancar dan tidak mengalami hambatan dari pihak berwenang Singapura.
   
Yayan mengatakan bahwa pemerintah Singapura menyampaikan sejak kasus Gayus mencuat di media nasional, mereka telah memantau kasusnya secara detailBahkan, menurut dia, cukup banyak informasi pendukung yang diberikan oleh aparat Singapura dalam proses penjemputan Gayus"Mereka (aparat Singapura, Red) cukup kooperatif dan kami sudah berterima kasih," ujar Yayan
    
Pria 44 tahun itu menyatakan bahwa aparat Polri pimpinan Kabareskrim Komjen Ito Sumardi dan Kombes Pol M Iriawan sangat berperan dalam mendeteksi keberadaan Gayus di Singapura.
    
KBRI sendiri, kata dia, telah memfasilitasi aparat penegak hukum Indonesia lewat jalur diplomatik, antara lain berkoordinasi dengan keimigrasian Singapura agar Gayus bersedia pulang ke IndonesiaDia secara terbuka menyatakan bahwa tidak ada tindakan penangkapan paksa atau aktifitas perburuan resmi buronan ke dalam wilayah SingapuraGayus bersedia pulang atas kemauan sendiri, sedangkan tim Mabes Polri hanya melakukan pendeteksian lokasi saja.
    
"Aparat Mabes Polri tidak melakukan penangkapan atau enforcement (pemaksaan, Red) karena Singapura bukan wilayah yuridiksi Polri, disamping belum ada perjanjian ekstradisi antara pemerintah Indonesia dan pemerintah Singapura," ujarnya.
    
Saat ini, istri dan anak Gayus masih berada di SingapuraRencananya, mereka akan dipulangkan secara terpisah untuk mengantisipasi over ekspose kepada publikRencananya istri dan anak Gayus akan kembali pulang secara diam-diam hari ini agar identitas mereka tidak ikut dipublikasikan luas.
    
Berdasar catatan kepolisian Singapura yang diinfokan kepada tim Mabes Polri, sejak mendarat Rabu (24/3) lalu Gayus dan anak istrinya beberapa kali berpindah-pindah hotelSedikitnya ada tiga hotel mewah yang diinapi oleh buronan kasus mafia pajak itu yakni Singapore Marriott Hotel, Festive Hotel di Pulau Sentosa, dan Mandarin Meritus Hotel.
    
Dua dari tiga hotel itu yakni Singapore Marriott Hotel dan Hotel Mandarin Meritius adalah hotel berbintang lima yang terletak di kawasan Orchard Road, SingapuraDi Hotel Marriott, memiliki tarif terendah SIN 350 atau setara Rp 2,2 juta, sedangkan di Hotel Mandarin Meritius sebesar SIN 250 atau Rp 1.6 juta per malamSedangkanm Hotel Festive yang di Pulau Sentosa memiliki tarif kamar termurah SIN 305 atau setara Rp 1.9 juta.
    
Gayus diduga kuat sudah mengetahui rencana kedatangan tim Mabes Polri dan Tim Satgas Mafia Hukum yang hendak menjemputnya di SingapuraHal itu karena berdasar catatan Jawa Pos, tiga hotel tersebut memiliki tayangan channel televisi IndonesiaBahkan, Gayus terkesan tidak mengaggap serius kasus yang menimpa dirinya saat ini "Buktinya dia masih menuruti keinginan anaknya untuk jalan-jalan ke Sentosa Island," ujar sumber Jawa Pos di KBRI Singapura yang mengawal pemulangan Gayus.
    
Sikap Gayus yang santai itu memang cukup beralasan karena saat ini masih banyak pelarian yang masih ?aman? di SingapuraDiantaranya, adalah Djoko Tjandra (buron pencairan klaim Bank Bali), Anggoro Widjojo ( buronan KPK kasus korupsi pengadaan Sistem Komunikasi Radio Terpadu di Departemen Kehutanan)Ada juga dua buronan kasus Century yakni Afat Ali Rizvi dan Hesham Al Warraq juga diketahui berada di Singapura. 
   
Buronan lain yang juga memanfaatkan Singapura sebagai transit juga cukup banyak sebut saja Edi Tansil, Bambang Soetrisno, Adrian Kiki Ariawan, Sudjono Timan, Eko Edi Putranto, dan Sherny KojongianKarena itu KBRI menyatakan penangkapan Gayus merupakan langkah baik bagi hubungan RI-Singapura ke depan di bidang hukum.(rdl/zul/fal)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Aposan jadi Otak di Balik Gayus Tambunan


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler