Bocah SD Tewas Terkena Lemparan Golok Abangnya

Senin, 07 Desember 2015 – 06:15 WIB

jpnn.com - LIMAPULUH KOTA – Seorang bocah inisial MA (11), warga Nagari Taehbaruah, Kecamatan Payakumbuh, Kabupaten Limapuluh Kota, tewas akibat terkena lemparan golok yang dilayangkan kakak kandungnya MR,20.

Kuat dugaan, MR melayangkan golok karena emosi melihat adiknya yang masih kelas 6 SD itu terus-terusan berbicara kasar kepada dirinya dan ibu mereka.

BACA JUGA: Wuihh... Warga Kaltim Hobi Makan Ikan, Kalahkan Tingkat Nasional

"Benar, Jumat lalu (4/12), ada bocah SD yang meninggal dunia di Nagari Taehbaruah. Bocah ini meninggal akibat terkena lemparan golok yang dilayangkan kakak kandungnya," kata Kapolres Payakumbuh AKBP Yuliani kepada Padang Ekspres (Jawa Pos Group), Minggu sore (6/12).

Kapolres wanita pertama di Luak Limopuluah itu mengaku sudah menugaskan Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA), Satreskrim Polres Payakumbuh, untuk menyidik kasus ini. "Seperti apa kronologinya, coba ditanya ke Kasat Reskrim," kata AKBP Yuliani.

BACA JUGA: ABG Bersama Pacar 10 Hari, Tiga Kali Begituan di Pemandian

Kasat Reskrim Polres Payakumbuh AKP Tendri Wardi menyebutkan, pihaknya mendapat informasi kematian bocah SD di Nagari Taehbaruah dari masyarakat setempat.

"Begitu dapat informasi, kami bersama Kapolsek Payakumbuh AKP Asniwati dan sejumlah anggota langsung mendatangi TKP (Tempat Kejadian Peristiwa), sekaligus rumah duka korban," ujarnya.

BACA JUGA: Gara-Gara Halangi Jalan, Sopir dan Kernet Bus Babak Belur Dikeroyok OKP

Begitu sampai di rumah duka, AKP Tendri dan AKP Asniwati sempat kesulitan dalam mendapatkan informasi. Karena ada kesan, pihak keluarga tidak ingin kasus ini berpanjang-panjang. Mengingat yang mati tidak akan kembali lagi.

Kendati demikian, polisi tetap berupaya 'menggalang' keterengan keluarga dan masyarakat. Berkat 'penggalangan' yang dilakukan tersebut, pihak keluarga akhirnya kooperatif memberikan keterangan, terkait kronologis kejadian tak disangka ini.

Berdasarkan keterangan keluarga kepada polisi kasus ini bermula saat MA pulang dari sekolah. Setiba di pekarangan rumah mereka, MA melihat kakaknya MR sedang asyik membuka kulit buah kakao. Kulit buah kakao itu dibuka untuk diambil bijinya, dicuci, dijemur, lalu dijual kepada toke.

Melihat kakaknya sedang membuka buah kakao, MA langsung meminta kepada MR, agar uang penjualan kakao itu dibagi dua. "Permintaan tersebut, diduga disampaikan dengan kata-kata kasar. Sehingga mereka sempat terlibat cekcok mulut," kata AKP Tendri.

Begitu cekcok, MA langsung masuk ke rumah. Sedangkan MR tetap melanjutkan pekerjaannya. Saat itulah MA diduga kembali melontarkan kata-kata kasar, termasuk kepada ibu mereka. Sehingga membuat MR marah dan menasehati MA.

Bukannya diam saat dinasehati, MA diduga malah melawan kepada MR. Sehingga membuat MR naik pitam dan melayangkan golok yang ada di tangannya. "Parang yang dilayangkan MR, tidak diarahkan langsung ke MA. Tapi, MA malah berlari mengejar parang itu. Hingga ia mengalami luka parah," kata AKP Tendri.

Melihat kejadian tersebut, ibu kandung MA dan MR, langsung histeris. Ia tidak tahu, akan mengadu kepada siapa, karena suami tercinta tengah mencari nafkah di rantau orang. Beruntung, tetangga dan sanak-saudara mereka datang memberi pertolongan.

MA kemudian dilarikan ke RSUP Achmad Muchtar Bukittiggi. Tapi takdir berkata lain. Dalam perjalanan dari Payakumbuh ke Bukittinggi, MA dilaporkan meninggal dunia.

Berdasarkan keterangan saksi-saksi dan alat bukti, polisi menyimpulkan kasus ini diduga merupakan kekerasan yang berakibat kematian. Namun, deliknya adalah delik aduan. Artinya, tersangka bisa diproses, kalau ada aduan dari korban atau keluarga korban.

"Sementara, pihak keluarga, sesuai dengan surat pernyataan yang disampaikan kepada kami menyatakan, tidak ingin kasus ini diproses. Dalam arti lain, tidak ada delik aduan. Walau begitu, untuk administrasi penyidikannya, kami tetap melengkapi," ulas AKP Tendri. (frv/sam/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mbah Dukun Gila, Janjikan Sakit Pasien Sembuh Empat Hari, eh.. Hari Pertama Dibakar Hidup-Hidup


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler