jpnn.com - JAKARTA--Majelis Hakim di sidang Budi Mulya tergelitik dengan rekaman Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) 13 November 2008 yang diputarkan Jaksa Penuntut Umum KPK dalam sidang pada Jumat, (9/5).
Dalam rekaman rapat itu terdapat rentetan keluhan mantan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Miranda Swaray Goeltom yang tak ingin mengambil resiko penentuan rasio kecukupan modal (CAR) sebagai syarat bank penerima fasilitas pendanaan jangka pendek (FPJP) untuk Bank Century.
BACA JUGA: Polri Pantau Iklan Kematian Jokowi
Usulan menurunkan CAR dibahas dalam perubahan peraturan BI yang mengatur syarat pemberian FPJP. Atas keluhan Miranda itu, akhir Hakim Anggota Made Hendra menanyakan pada Wapres Boediono yang dulunya Gubernur BI dan turut dalam rapat itu.
"Saya tertarik mengapa Miranda Goeltom menyatakan 'Bisnis is bisnis, terserah jalani saja' saya bisa aja bilang saya sakit. sebulan lebih, dalam keadaan krisis sakit terus. Sakit aja lebih tenang enggak bakalan masuk penjara kapanpun. tapi its not the way we are going to do it' apa maksud Bu Miranda mengatakan itu dalam rapat," tanya Hakim Made Hendra pada Boediono yang menjadi saksi di sidang Budi Mulya.
BACA JUGA: Pekan Depan, 17 Kandidat Anggota KASN Tes Wawancara
Boediono justru tertawa kecil mendengar pertanyaan itu. Ia mengaku tidak berwenang mengartikan pernyataan Miranda dalam rapat itu. "Sebaiknya Yang Mulia bertanya saja yang bersangkutan. Saya tidak bisa," jawab Boediono.
Meski dalam rapat itu ia turut hadir di dalamnya. Hakim Made Hendra pun ikut tertawa mendengar pernyataan Boediono itu. Namun, ia masih berusaha untuk bertanya. Tetapi Boediono tetap pada jawabannya.
BACA JUGA: Boediono Dinilai Ingin Cuci Tangan dari Kasus Century
"Yang Mulia tanyakan saja pada yang bersangkutan. Saya rasa itu hanya ekspresi masing-masing orang dalam rapat," sambung Boediono. Mendengar itu, hakim pun tidak melanjutkan pertanyaannya lagi.
Sebelumnya dalam rekaman RDG Miranda terdengar tidak ingin BI disalahkan karena tidak ada pengawasan terhadap bank bermasalah. (flo/jpnn)
Berikut transkrip rekaman rapat berisi pernyataan Miranda:
"Kalau bapak nanya saya, saya enggak mau jawab. Because It can be seen as if kita ngasih itu untuk satu bank. Kasih analisa bahwa ini reasonable dan CAR ini berlaku untuk semua bank. dan in a minute kita membuat policy untuk 1 bank, kita semua salad nantinya. Pasti salah. Belum lagi di sana-sini ada yang kerjanya jelek-jelekin. Jadi salah. Bapak jangan tanya boleh atau enggak. Kasih informasi ke kita download. Ini mengenai PBI yang nomor 26 itu. Itu masih pakai commercial paper investment grade, itu sudah enggak ada.
Kalau mau bapak download, liatlah negara lain. Jangan karena di depan ada ini. Jangan nanti kita dikira ada kepentingan apa-apa. Saya enggak mau. Karena kita semua harus mau tanggung jawab dan sama-sama mau kerja. seperti saya bilang tadi Pak Halim, I easily would not come here tiap kali rapat, saya bisa aja bilang saya sakit. Sebulan lebih, dalam keadaan krisis sakit terus. Sakit aja lebih tenang enggak bakalan masuk penjara kapanpun. tapi its not the way we are going to do it. Kita semua harus sama-sama tanggung jawab. makanya semua harus berani mengambil keputusan. Dan saya berani mengambil keputusan even kamu bilang 0% atau enggak perlu liat CAR saya juga berani. as long as to be nya itu, bukan to be, usulnya itu jelas dan berlaku ke semua"
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hakim Minta Jawaban dari Hati Nurani Boediono
Redaktur : Tim Redaksi