Boediono 'Imam Besar' Neo Liberal

Rabu, 27 Mei 2009 – 20:12 WIB

JAKARTA - Boediono yang menjadi cawapres SBY benar-benar menjadi sasaran tembak empukTak henti-hentinya, isu neo-liberal (Neolib) terus disuarakan oleh kubu pesaing pasangan SBY-Boediono.

Bahkan menurut Ketua DPP Partai Hanura Fuad Bawazier, isu neo liberal yang ditujukan ke Boediono bukan sekedar omongan belaka

BACA JUGA: Sejuta Waria Dukung JK

"Jadi Neolib itu bukan isu, tapi sebuah mashab atau aliran ekonomi yang memang ada
Salah satu dari Ayatollah (Imam Besar) Neolib itu pada Juli 2009 ikut bertarung mendampingi capres incumbent," kata Fuad sebagai wakil tim sukses JK-Wiranto dalam diskusi bertema 'Mengungkap Strategi Tim Sukses Capres', di DPD, Senayan Jakarta, Rabu (27/5).

Bersama Fuad, tampil pula dalam diskusi itu Ruhut Sitompul dari tim sukses SBY-Boediono, Permadi dari tim sukses Megawati-Prabowo, serta pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI) Arbi Sanit.Dijelaskan Fuad, ciri-ciri dari penyelenggaraan mashab ekonomi neolib tersebut antara lain menjadikan ekonomi makro sebagai landasan dasar kebijakan ekonominya dan hanya membela kepetingan patnernya seperti pengusaha besar.

Kalau pengusahaa kecil yang menghadapi masalah, lanjut mantan Menteri Keuangan era Soeharto itu, penganut neolib biasanya selalu menghindar dan diikuti dengan langkah-langkah menipu

BACA JUGA: Semua Kandidat Salah Pilih Timses

"Pak Harto saja di tipu, apalagi SBY yang baru saja kemarin mendengar isitilah neolib," tegas Fuad Bawazier lagi.

Pintarnya Pak Harto, lanjut Fuad Bawazir, meski neolib diberi ruang gerak namun di saat yang bersamaan pemimpin orde baru itu jugha menggenjot Menteri Koperasi dan instansi terkait untuk secara langsung menyelenggarakan program ekonomi petani
"Begitu Pak Harto wafat, neolib jalan sendiri dan tak terbendung," ulasnya.

Fuad mengingatkan, siapa pun presidennya kalau mashab neolib dibiarkan merajalela maka bangsa ini pasti makin miskin

BACA JUGA: PDI-P Optimis Pansus Angket DPT Efektif

"Jadi jika ditanya apanya yang salah, ya, itu tadi, kenapa memilih cawapres yang jelas-jelas super Ayatullah Neolib, yang hanya urusi pengusaha besar saja."

Tim sukses JK-Wiranto itu juga menyesalkan perbuatan pemerintahan SBY yang secara diam-diam telah menambah utang luar negeri sebanyak Rp400 triliun"Jangankan mengurangi utang lama, SBY malah nambah utang dan jumlahnya tidak rasional, yakni Rp400 triliunAda satu yang mestinya dipahami SBY, utang sangat berpengaruh terhadap berbagai kebijakan dalam negeriKalau utang diperkecil, maka ini mengancam eksistensi neolib," imbuh Fuad Bawazir(fas/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lagi, Kubu SBY Serang Prabowo dan Wiranto


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler