jpnn.com - DEPOK – Ratusan warga yang menghuni bataran Sungai Ciliwung dari Depok sampai DKI Jakarta dihimbau untuk segera mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pasalnya, debit air di Bendungan Katulampa Bogor mulai meningkat sampai 98 centimeter sehingga ditetapkan sebagai siaga III.
Akibat curah hujan yang mengguyur debit air tersebut mencapai 36.200 liter/detik. Bahkan, besarnya debit air yang keluar membuat ketinggian air di Pos Pematau Air Jembatan Panus, Depok pun ikut meningkat.
BACA JUGA: Satpol PP Bermalam di Lokasi Pembongkaran Vila
Petugas Pos Jembatan Panus Kota Depok, Ardih Suhardi menyatakan, ketinggian air itu telah terjadi sekitar pukul 05.00, Sabtu (14/12). Kenaikan debit air itu juga disebabkan curah hujan di Depok selama dua pekan ini sangat tinggi dengan intensitas mencapai 80 milimeter/hari.
“Harus waspada, karena selama dua minggu curah hujan di Depok dan Bogor sangat tinggi. Informasi ini kami dapat langsung dari BMKG Pusat. Makanya kami minta mereka yang tinggal dibantaran sungai untuk segera mengungsi,” katanya saat ditemui INDOPOS di pos penjagaan Jembatan Panus.
BACA JUGA: YLKI: Sterilisasi Busway Kian Memacetkan
Ardih menambahkan, besarnya curah hujan yang mengguyur Depok secara merata di sejumlah tempat selama tiga hari lalu membuat volume air yang masuk ke Sungai Ciliwung meningkat 12 centimeter. Penambahan air itu berasal dari Kali Laya dan Kali Sugu Tamu yang tidak bisa menampung debit air dari Situ Jatijajar dan saluran air milik warga.
“Hujan saja terus terjadi, paling hanya sejam berhenti habis itu hujan lebat. Ini yang harus diwaspadai, apalagi sekarang ini dari pagi sampai sore awan gelap sudah terlihat. kami juga sudah dapat informasi kenaikan air dari penjaga bendungan katulampa,” jelasnya sembari mendengarkan informasi melalui radio panggil.
BACA JUGA: Gusti Randa Jadi Ketua Umum Asprov PSSI DKI Jakarta
Kendati demikian, Ardih dan tiga petugas lain tetap siaga 24 jam memantau ketinggian air sungai terbesar yang membentang di tiga wilayah tersebut. Dirinya berharap cuaca hujan di Depok dan Bogor tidak berlangsung lama, sehingga ketinggian air Sungai Ciliwung tetap pada batas normal yakni 70 centimeter.
Ardih menambahkan, Bendungan Katulampa dan Depok menjadi indikator tentang munculnya banjir kiriman ke wilayah DKI Jakarta. Aliran dari Bendungan Katulampa yang mengalir ke Sungai Ciliwung tiba di wilayah Jakarta ddengan jarak tempuh selama 12 jam.
Terpisah, penjaga Bendungan Katulampa, Andi Sudirman mengaktakan, debit air di bendungan itu sudah di atas batas normal. Kenaikan debit air itu disebabkan sejak Senin (09/12) pagi hingga Sabtu (14/12) petang hujan deras terus mengguyur kawasan Pucak dan Kota Bogor. Besarnya curah hujan itu berpotensi mengundang banjir di kawasan Depok dan Jakarta.
“Tidak bisa diprediksi kapan hujannya berhenti atau hanya sekedar gerimis saja. Saat ini memang sudah ditetapkan di status siaga III. Kami sudah menghubungi empat pos penjagaan Ciliwung mulai dari Bogor, Depok sampai Jakarta,” tuturnya.
Menurutnya, batasan normal ketinggian air di Bendungan Katulampa adalah 50 centimeter. Sedangkan untuk Siaga IV, ketinggian air
berkisar antara 60-80 cm. Untuk kondisi Siaga III, ketinggian air antara 80-150 centimeter. Untuk Siaga II, ketinggian airnya adalah 150-200 centimeter, sedangkan kondisi Siaga I ketika ketinggian air sudah melewati 2 meter.
“Sekarang warga yang berada di bantaran sungai harus bersiap menerima banjir kiriman dari Bogor dan Depok. Ini sudah konsekuensi kalau hujan terus terjadi pasti banjir akan terjadi. Dari sekarang harus sudah diwaspadai agar barang berharga mereka bisa diselamatkan,” pungkasnya.(cok/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Denda Dijatuhkan Sesuai Isi Kantong
Redaktur : Tim Redaksi