jpnn.com - DUMOGA - Warga Imandi dan Tambun, dua kampung bertetangga di Kecamatan Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara terlibat bentrok.
Kerusuhan yang melibatkan perang parang, tombak, panah wayer, hingga senapan angin ini terjadi pada siang hingga malam, Kamis (1/10). Situasi di lumbung beras dan emas ini, masih panas. Ratusan polisi disiagakan. Pasalnya, perang diprediksi masih akan berlanjut. Bentrokan ini merupakan kali ketiga, setelah terjadi pada Sabtu (26/9) dan Senin (28/9).
BACA JUGA: Duh, Jokowi Ditolak di Cilegon
Pada Kamis (1/10) sekira pukul 23.20, tawuran antarkampung (tarkam) kembali pecah. Saat bentrok, satu warga Kelurahan Imandi teridentifikasi Tony Rondonuwu (19) tewas setelah dibacok kelompok massa dari Desa Tambun.
Sejumlah saksi di lokasi kejadian mengatakan, tewasnya Tony terjadi setelah kedua pihak saling membalas menyerang sejak Rabu (30/9) lalu. Saat saling serang, Tony dan kelompoknya mundur ketika dikejar. Saat itu, Tony tertinggal di tengah kerumunan massa Tambun. Akibatnya sejumlah tikaman dan tebasan parang menghiasi tubuhnya. “Saat massa Tambun mengejar kelompok warga Imandi, Tony terlihat kelelahan dan tak sempat berlari sehingga jadi korban,” ungkap sejumlah sumber, seperti dilansir dari Manado Pos, Sabtu (3/10).
BACA JUGA: Ini Pernyatan Menarik Kasatreskrim soal Kasus Mahasiswa Gondrong Penyebar Video Tilang
Selain korban tewas, terdata empat orang dari Kelurahan Imandi mengalami luka terkena peluru senapan angin. Sementara pihak Desa Tambun, dua orang dilaporkan luka terkena panah wayer dan peluru senapan angin.
Bahkan satu aparat kepolisian, yakni Kapolsek Dumoga Utara AKP Agus Hiola turut menjadi korban. Dia tertembak senapan angin di tangan kanannya.
BACA JUGA: Inilah Wajah-wajah Pembantai Salim Kancil, yang Bodinya Paling Kecil Jarinya Penuh Akik
“Salah satu personel kami terkena peluru senapan angin saat bertugas melakukan pemulihan situasi di Desa Tambun dan Imamdi,” ungkap Wakapolres Bolmong Kompol Nanang Nugraha.
Sekitar 450 personel gabungan dari berbagai satuan diterjunkan. “Kami mengerahkan 200 personel Sabhara Polres Bolmong, 150 personel Brimob Kompi IV Inuai, dan 100 personel Sabhara Polda Sulut,” ungkap Kapolres Bolmong AKBP Wiliam Simanjuntak, Jumat (2/10) kemarin siang.
Disinggung soal tindakan polisi bagi para pelaku perang antarkampung ini, Wiliam mengatakan, pihaknya saat ini masih fokus untuk mengamankan situasi keamanan. “Kami masih konsentrasi untuk meredakan situasi. Yang bisa kami lakukan saat ini, pendekatan kepada kedua kelompok, dan masyarakat, untuk menyelesaikan masalah dengan cara-cara kekerasan. Tidak mudah terprovokasi dengan isu-isu yang tidak bertanggungjawab. Mari selesaikan masalah dengan cara musyawarah,” imbaunya.
Diketahui, bentrok dua kampung ini terjadi karena kasus penikaman terhadap pemuda Imandi bernama David Sugeha, Sabtu (26/9) lalu. Diduga pelaku penikaman, dua orang warga Tambun. Keduanya sudah ditangkap. Namun satunya dibebaskan kepolisian karena tidak cukup bukti. Pembebasan inilah yang diduga mengundang reaksi dari masyarakat Imandi dan berujung bentrok. (kly)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pembantaian Salim Kancil Setara dengan Kekejaman PKI
Redaktur : Tim Redaksi