Pembantaian Salim Kancil Setara dengan Kekejaman PKI

Jumat, 02 Oktober 2015 – 07:18 WIB
TUKANG TEROR: Poster Tim 12 yang di salah satu warung di Desa Selok Awar-Awar, Lumajang. Foto: GUNAWAN SUTANTO/Jawa Pos

jpnn.com - JAKARTA - Polisi juga menjadi salah satu instansi yang paling disorot terkait kasus penganiayaan Tosan dan pembunuhan Salim Kancil.

Aparat berbaju cokelat ini dituding melakukan kelalaian dan pembiaran fatal yang mengakibatkan terjadinya salah satu peristiwa pembunuhan paling sadis sepanjang 2015.

BACA JUGA: Pembantaian Salim Kancil Berbuntut Panjang

Melihat momennya yang berdekatan, sejumlah pihak bahkan menilai sadisme dalam peristiwa itu nyaris setara dengan G 30/S PKI.

Sebuah sumber di internal kepolisian menyebutkan ada tiga yang menjadi titik fokus pemeriksaan. Yang pertama, bagaimana bisa seseorang yang meminta perlindungan tidak diperhatikan, sehingga akhirnya dia benar-benar terbunuh dengan cara sadis.

BACA JUGA: Kisah Suami yang Kaget Lihat Istri Cantiknya Asyik Digituin Perawat di Tempat Kerja

Yang kedua, adakah sejumlah polisi yang menjadi beking penambangan pasir liar. Apalagi, bisnis ini merupakan bisnis besar dengan omzet lebih dari Rp 100 juta per hari. Dan yang terkahir disorot adalah intelijen.

BACA: Pembantaian Salim Kancil Berbuntut Panjang

BACA JUGA: Ditabrak, Diikat, Dikarungin... Motor pun Melayang

"Peristiwa ini menunjukkan bahwa intelijen di Lumajang cukup lemah, sehingga peristiwa ini bisa terjadi. Kalau intelnya bagus, tentu saja hal ini bisa diantisipasi,"  tandasnya. (gun/idr/ano)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pura-pura Diperiksa, Ketika Polisi Pergi, Tambang Pasir Beroperasi lagi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler