Boleh! 50% Mata Kuliah pakai Pendidikan Jarak Jauh, Online

Kamis, 08 Maret 2018 – 09:00 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir di Kantor Kemenristekdikti, Jakarta, Senin (29/1). Foto: Humas Kemensristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Kemenristekdikti terus mendorong perguruan tinggi menerapkan pendidikan jarak jauh (PJJ) berbasis online.

Tidak tanggung-tanggung Kemenristekdikti bakal mendampingi 400 kampus untuk menyelenggarakan PJJ.

BACA JUGA: Banyak Perguruan Tinggi Ajukan Izin Buka Prodi Kedokteran

Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan upaya memperbanyak kampus penyelenggara PJJ merupakan bagian dari respons perkembangan industri 4.0.

Dia menjelaskan di era industri 4.0 proses pembelajaran tidak perlu selalu dilakukan dengan cara tatap muka.

BACA JUGA: Kinerja Dosen dan Profesor Dievaluasi November 2019

’’Dibolehkan mata kuliah 50 persen (dilaksanakan online, red). Dulunya belum ada,’’ kata Nasir di Jakarta kemarin (7/3).

Dia mengatakan Kemenristekdikti menunjuk Universitas Terbuka (UT) sebagai pusat pengembangan PJJ.

BACA JUGA: Menteri Nasir: Ke Depan 50 Persen Mata Kuliah akan Online

Sehingga kampus-kampus lain nantinya diharapkan bisa bekerjasama dengan UT untuk implementasi PJJ.

Selain UT, Nasir mengatakan kampus lain yang sudah lama menyelenggarakan PJJ adalah Binus, PENS Surabaya, dan Amikom Jogjakarta.

Nasir mengatakan target utama pemerintah untuk memperbanyak penyelenggaraan kuliah jarak jauh berbasis online adalah untuk menambah angka partisipasi kasar (APK).

Dia mengungkapkan bahwa jumlah kampus di Indonesia ada 4.529 unit. Dengan jumlah program studi (prodi) mencapai 24.892 unit.

Nah dengan jumlah kampus yang begitu banyak, ternyata APK-nya masih 31,5 persen. Sebagai perbandingan APK di Malaysia sudah 38 persen, di Thailand 51,2 persen, di SIngapura 82,7 persen, bahkan di Korea Selatan mencapai 98,4 persen. ’’Kampus banyak tetapi APK rendah, ada apa? Ini tantangan bersama,’’ tuturnya.

Melalui sistem perkuliahan jarak jauh, Nasir berharap APK pendidikan tinggi bisa naik. Dia menjelaskan kampus tidak perlu khawatir menyediakan tutor khusus saat penyelenggarakan PJJ.

Sebab sistem PJJ yang terbaru, menurut Nasir, tidak harus menghadirkan seorang tutor.

Meskipun PJJ berbasis online bakal diperbanyak, dia mengatakan tetap menjaga kualitas. Untuk itu Kemenristekdikti akan membuat semacam cyber university yang tugasnya menjaga kualitaas (quality insurance) materi-materi yang diajarkan pada program PJJ.

Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemenristekdikti Intan Ahmad mengatakan Kemenristekdikti segera membuka pendaftaran bagi kampus yang bersedia membuka PJJ berbasis online.

Nanti akan diseleksi kampus yang layak untuk menjalankannya. Diantara kriterianya adalah kesiapan infrastruktur pendukung di masing-masing kampusnya. (wan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ide Bamsoet agar Kuliah Zaman Now Lebih Murah dan Efisien


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler