jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendorong perguruan tinggi (PT) untuk melaksanakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ).
Sehingga dengan dibukanya PJJ ini, mahasiswa bisa kuliah tanpa harus ke kampus.
BACA JUGA: Nasir Minta Kampus Antisipasi Munculnya Pekerjaan Baru
Menurut Nasir, sejauh ini masih sedikit PT yang menerapkan PJJ. Itu sebabnya, sejak 2017 pemerintah mendorong agar PT melaksanakan PJJ.
"Ada 12 PT yang saya dorong untuk PJJ tapi masih mata kuliah, belum full. Ke depan saya harapkan 50 persen mata kuliahnya sudah masuk di online," terang Menteri Nasir saat memberikan kuliah tamu di Universitas Muhammadiyah Hamka, Senin (5/3).
BACA JUGA: Kemenristekdikti Bersiap Menghadapi Revolusi Industri 4.0
Dia menambahkan, regulasi PJJ belum dikeluarkan sehingga masih belum jalan dengan baik. Jika regulasi sudah dikeluarkan, Nasir optimistis, seluruh PT akan bergerak.
"Target saya di 2019, angka partisipasi kasar (APK) itu meningkat dari 31 menjadi 35 lewat PJJ," ucapnya.
BACA JUGA: Kabar Baik bagi Profesor tentang Tunjangan
Lebih lanjut Nasir menjelaskan, begitu regulasi PJJ dikeluarkan, tahun ini menjadi tahapan pengenalan dulu. Kemudian bergerak cepat di 2020 dan 2022.
"Tapi 2020 saya harap ini sudah dimulai. Ini hal penting supaya PT bisa cover anak Indonesia usia 18-23 tahun," imbuhnya. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lulusan D-4 Sulit Cari Kerja, Pemerintah Surati Perusahaan
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad