Bom Barel Ngeri! Renggut Nyawa 3.000 Penduduk Sipil

Rabu, 06 Mei 2015 – 06:20 WIB
Anggota pertahanan sipil Syria menyelamatkan seorang gadis kecil dalam serangan bom barel di atas permukiman dan sekolah di Aleppo, Senin lalu (3/5). Foto: Sultan Kitaz/Reuters

jpnn.com - BEIRUT – Meski penggunaan bom barel terus dikecam, militer Syria tidak juga berhenti menjatuhkan bom jenis itu ke wilayah-wilayah padat penduduk sipil. Laporan terbaru Amnesty International menyebutkan, sejak perang meletus pada 2012, bom tersebut telah menewaskan lebih dari 3.000 penduduk sipil.

Bom itu biasanya dijatuhkan di masjid, rumah sakit, pasar, dan sekolah-sekolah di Aleppo. Hingga saat ini, Aleppo dikuasai para pemberontak sehingga mayoritas serangan dari pemerintah diarahkan ke wilayah tersebut.

BACA JUGA: Pemuda Muhammadiyah Kecam Kontes Menggambar Nabi Muhammad di AS

Insiden terakhir terjadi Minggu lalu (3/5). Gedung taman kanak-kanak hancur lebur dihajar roket dan bom barel. Setidaknya sepuluh orang, termasuk guru dan anak-anak, meninggal.

Senin lalu (4/5) pihak Dokter Lintas Batas (MSF) mengungkapkan bahwa Rumah Sakit Al-Sakhour yang terbesar di Aleppo terpaksa ditutup setelah diserang dengan menggunakan roket dan bom barel. Sebelum serangan terakhir tersebut, Al-Sakhour merupakan satu-satunya rumah sakit yang beroperasi di wilayah timur Aleppo. Rumah sakit tersebut melayani sekitar 400 ribu pasien.

BACA JUGA: Bisnis Darah, Pengungsi Vietnam jadi Miliuner di AS

’’Tidak jelas kapan atau apakah rumah sakit ini akan beroperasi lagi karena rusak cukup parah,’’ ujar Direktur Operasi MSF Raquel Ayora. ’’Serangan terbaru terhadap infrastruktur medis ini tidak bisa ditoleransi,’’ tambah dia.

Laporan yang baru dirilis Amnesty International banyak menyorot kekejaman militer loyalis Presiden Bashar al-Assad. Selain penduduk sekitar, lembaga tersebut mewawancarai para profesional yang bertugas di Syria. Rekaman video setelah serangan juga dilampirkan.

BACA JUGA: Bintang Film Esek-Esek Bikin Pemerintah Mesir Marah, Ternyata Foto Ini Sebabnya

’’Saya melihat anak-anak tanpa kepala dan bagian tubuh berserakan di mana-mana. Itu seperti neraka,’’ ujar seorang pekerja pabrik setelah serangan di wilayah Al-Fardous pada 2014 dalam rekaman video bukti laporan yang ditunjukkan oleh Amnesty International.

Dalam beberapa bulan ini, intensitas penggunaan bom barel meningkat. Lebih dari 85 serangan bom barel terjadi sebulan lalu. Akibatnya, saat ini sekolah-sekolah dan rumah sakit beroperasi di bawah tanah untuk menghindari serangan.

Bom barel biasanya diletakkan dalam tabung menyerupai elpiji. Di dalamnya diisi bahan peledak, serpihan peluru, dan benda-benda tajam yang lain. Karena bentuknya bulat, akurasinya sangat buruk dan bisa menggelinding ke mana saja.

Saat bom itu meledak, serpihan-serpihan di dalamnya bisa menjangkau area sangat luas dan melukai banyak orang.

’’Kekejaman yang menyebar, khususnya pengeboman udara yang tanpa henti dilakukan pasukan pemerintah di lingkungan penduduk sipil, telah membuat kehidupan penduduk sipil di Aleppo kian tidak tertahankan,’’ ucap Direktur Amnesty International di Timur Tengah dan Afrika Utara Philip Luther. (AFP/Time/sha/c4/na)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ssttt..., Koran Rusia Ragukan Kehamilan Kate Middleton dan Kelahiran Royal Baby


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler