jpnn.com - BANDUNG - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) langsung bergerak menyikapi peristiwa bom bunuh diri yang terjadi di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat.
Menurut Kepala BNPT Boy Rafli Amar, pihaknya langsung meningkatkan kerja sama pengawasan terhadap eks narapidana terorisme.
BACA JUGA: Komjen Boy Pastikan BNPT Perketat Pengawasan Napiter yang Tolak Deradikalisasi
Pengaasan dilakukan bersama dengan aparatur pemerintah daerah, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), dan tokoh masyarakat.
"Langkah tersebut guna meminimalisir kejadian yang sama (aksi teror bom bunuh diri Polsek Astanaanyar)," ujar Komjen Pol. Boy Rafli Amar dalam keterangannya, Kamis (8/12).
BACA JUGA: Wapres Kaitkan Bom Bunuh Diri dengan Status Indonesia Negara Paling Toleran
Boy Rafli Amar mengatakan hal itu saat mengunjungi keluarga Aipda Sofyan Didu, korban bom bunuh diri di Polsek Astanaanyar, Bandung, Jawa Barat, pada Rabu (7/12).
Mantan Kapolda Papua tersebut mengatakan berbagai upaya pencegahan dan penangkalan terorisme harus melibatkan semua pihak.
BACA JUGA: Astana Anyar
Karena kejahatan itu menyebar cukup cepat ibarat virus yang berbahaya.
Menurut Boy, seluruh masyarakat harus selalu bersama-sama mencegah radikalisme dan terorisme, mengingat propaganda kelompok teror berkembang sangat cepat.
Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 1988 itu menyebut bahwa 1.290 orang telah mengikuti program deradikalisasi.
Dari jumlah itu, 8 persen di antaranya menolak deradikalisasi dan menjadi residivis.
Boy dalam kesempatan kali ini kembali menegaskan BNPT dan pemerintah secara umum mengecam segala bentuk aksi kekerasan, terutama aksi teror yang terjadi di Polsek Astanaanyar hingga mengakibatkan jatuhnya korban jiwa dan korban luka-luka.
"Negara sangat mengecam peristiwa kekerasan seperti ini dan menyampaikan belasungkawa," ujar Boy Rafli Amar. (Antara/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
BACA ARTIKEL LAINNYA... BPIP Kecam Aksi Bom Bunuh Diri yang Menewaskan Anggota Polisi
Redaktur & Reporter : Kennorton Girsang