jpnn.com, ST PETERSBURG - Aksi terorisme menjamah St Petersburg, Rusia, Senin (3/4) malam WIB. Dua ledakan terjadi di stasiun bawah tanah. Pertama di stasiun Sennaya Ploshchad, menyusul kemudian di pemberhentian Sadovaya.
Saksi mata ledakan St Petersburg menggambarkan kengerian mereka. ”Seperti perang. Semua pasukan khusus ada di sana. FSB, polisi, dan ambulans. Jumlah mereka banyak,” kata seorang saksi mata.
BACA JUGA: Kasihan, Cewek Rusia di Bali Ini Dihajar Pemilik Bar
Polina saksi mata yang lain mengatakan kalau saat itu kereta sedang penuh. ”Ada yang duduk ada yang berdiri. Ledakan terjadi antara stasiun Sennaya dan Technological Institute,” katanya. ”Ada suara bom dan kemudian bau terbakar yang menyengat sekaligus asap,” ujarnya.
Ditambahkan Polina, saat ledakan terjadi kereta masih terus berjalan. ”Kami semua pindah ke gerbong lain dan keluar gerbong saat sampai stasiun Technological Institute,” ulasnya. Begitu turun, kengerian terlihat Polina.
BACA JUGA: Israel dan Syria Baku Tembak, Rusia yang Panas
”Gerbong yang kena ledakan hancur, tirai rusak, tidak ada cahaya. Banyak darah, korban diseret sebagian lagi dibopong. Beberapa yang terluka berjalan sendiri tanpa bantuan,” sambungnya. ”Banyak sekali penumpang yang luka. Baju mereka compang camping, darah di mana-mana.”
Anna yang berada di stasun saat ledakan terjadi mengatakan kalau penumpang duduk dan berbaring di lantai stasiun. Mereka tertutup debu hitan, menakutkan sekali. Selain itu ada bau kulit manusia yang terbakar,” kenangnya.
BACA JUGA: Trump Sesumbar Bisa Jinakkan Rusia
Kata Anna, penumpang menanti bantuan. Kami dibawa keluar, kita menolong satu sama lain, dan membopong korban. Sebagian besar dari mereka berselimut darah,” sambungnya.
Sejumlah laporan terakhir menyebutkan sebelas orang tewas dan puluhan lainnya terluka dari tragedi di St Petersburg ini. (dailymail/tia/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Sudah Kantongi Bukti
Redaktur & Reporter : Adek