Bom Sudah di Ransel Hitam, DYN Kirim Wasiat ke Ortu

Minggu, 11 Desember 2016 – 07:08 WIB
Suasana rumah terduga teroris di Bintara Jaya VIII, Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (10/12). Polisi mengamankan tiga orang tersangka dua diantaranya laki-laki dan satu perempuan terkait kepemilikan bom high explosive yang ditemukan di lokasi tersebut. FOTO: MIFTAHULHAYAT/JAWA POS

jpnn.com - JAKARTA – Tiga orang terduga teroris dicokok Tim Densus 88 Antiteror Polri di Bintara Jaya, Bekasi, Jawa Barat, kemarin (10/12).

Mereka menyiapkan bom yang dikemas dalam panci dengan kekuatan tinggi (high explosive).

BACA JUGA: Arahan Bikin Bom dari Bahrun Naim Lewat Aplikasi Telegram

Densus mendeteksi jaringan tersebut memiliki target meledakkan bom di Istana Negara. Pasukan berlambang burung hantu itu akhirnya memutuskan untuk meledakkan bom di lokasi kejadian.

Dua di antara tiga terduga teroris tersebut adalah laki-laki berinisial NS dan AS. Seorang lainnya perempuan dengan inisial DYN. Ketiganya kini diperiksa intensif.

BACA JUGA: Perempuan "Calon Pengantin" Bom Bunuh Diri di Istana itu, Ternyata...

Mereka dideteksi merupakan jaringan Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS. Naim juga membiayai aksi teror Thamrin dan Majalengka.

Kapolresta Bekasi Kombespol Umar Fana menjelaskan, dalam rangkaian penangkapan tiga terduga teroris itu, petugas menemukan bom seberat 3 kilogram. Bahan peledak tersebut berkekuatan melebihi trinitrotoluene (TNT).

BACA JUGA: Ingat! Pemenuhan Hak Korban jangan Sekadar Seremonial

”Bom tersebut diledakkan di lokasi karena tidak bisa diuraikan tim gegana dan puslabfor. Jenis bom belum diketahui. Tapi, dari bahan-bahannya diketahui, bila meledak, kekuatannya bisa lebih besar daripada TNT biasa,” terang Umar saat dihubungi Jawa Pos kemarin.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karopenmas) Divhumas Mabes Polri Kombespol Rikwanto menyatakan, bom dengan daya ledak tinggi itu ditemukan di kamar kos nomor 104 di Jalan Bintara Jaya VIII, Bekasi. ”Bomnya disimpan di ransel hitam,” ucapnya.

Bom dirangkai dalam panci warna silver. Di atasnya terdapat pengunci.

”Belum diketahui dari mana bahan peledak dan siapa yang merangkai atau membuat bom tersebut,” ujar Rikwanto.

Bom itu direncanakan diledakkan di Istana Negara. Momennya adalah saat pergantian Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres).

Dikonfirmasi terkait target tersebut, Rikwanto mengungkapkan, yang pasti targetnya ada di Jakarta. ”Di Jakarta saja,” katanya.

Kepala Bagian Penerangan Umum (Kabagpenum) Divhumas Mabes Polri Kombespol Martinus Sitompul menerangkan, petugas membuntuti NS dan AS dari Solo ke Jakarta.

”Begitu sampai di Jakarta, NS menjemput perempuan berinisial DYN di daerah Pondok Kopi,” ucapnya.

Keduanya lantas menuju kantor pos. Ternyata, DYN mengirim barang berupa kardus. Keduanya lalu melanjutkan perjalanan. ”Saat itulah isi kardus tersebut dicek tim Densus 88,” ujarnya.

Kardus itu berisi sejumlah pakaian. Juga surat wasiat yang ditulis DYN dan ditujukan kepada orang tuanya.

Dalam surat tersebut DYN menyatakan bakal melakukan amaliah. ”Yang akan menjadi pengantin DYN ini,” ucapnya.

NS dan AS ditangkap di sekitar flyover Kalimalang, Jakarta Timur. Sedangkan DYN diamankan saat berada di sebuah rumah kos di Bintara Jaya.

”Saat penangkapan DYN, ditemukan bom itu,” kata Martinus.

Kemudian, densus juga menangkap seorang terduga teroris di Karanganyar, Jawa Tengah. Inisialnya AI. Dia diduga sebagai perakit bom panci tersebut. (idr/ian/jun/c9/ca/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Waspada, ISIS Susupi Ormas Penolak Pancasila


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler