jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Boni Hargens menilai, jika islah terjadi antara pemerintah dengan Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab, maka taruhan termahalnya integritas institusi kepolisian.
Pasalnya, menurut Boni, ketika islah terjadi maka mitos heroisme di kalangan kelompok radikal akan terus menguat.
BACA JUGA: Sesungguhnya Habib Rizieq Ingin Pulang, tapi..
Sementara Polri selama ini telah bekerja keras dan telah memperlihatkan komitmen yang tiada taranya dalam melawan radikalisme.
"Polri telah membantu menjaga pemerintahan Jokowi dengan segala risikonya. Membebaskan RS (Rizieq Shihab) dari proses hukum adalah pukulan telak untuk Polri dan dunia penegakan hukum di tanah air," ujar Boni di Jakarta, Rabu (21/2).
BACA JUGA: Habib Rizieq Batal Pulang, Jokowi Terhindar dari Jebakan
Boni menilai, jika Habib Rizieq dibebaskan dari proses hukum, pemerintahan Jokowi pada akhirnya akan menuai kritik dari publik.
Di sisi lain, Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) ini juga menilai ada dampak ganda jika Habib Rizieq tidak kunjung pulang ke tanah air.
BACA JUGA: Konon Rakyat Indonesia Makin Susah sejak Habib Rizieq Hijrah
"Penyelesaian kasus hukum RS akan terus mengambang. Saya kira ini juga tidak baik karena kemungkinan melanggengkan narasi radikal yang mengelabui kasus hukum RS, dengan stigma kriminalisasi, penzoliman terhadap ulama dan bahkan dituduh anti-Islam," ucapnya.
Boni memprediksi tudingan-tudingan tersebut akan makin subur diarahkan ke pemerintah. Terutama jelang Pemilu 2019. Karena sepertinya kelompok radikal tidak bekerja sendiri.
"Sepertinya ada kekuatan politik yang mengais untung dari kenyataan ini. Memanfaatkan militansi dari kelompok RS untuk meraih kekuasaan," pungkas Boni. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Habib Rizieq Batal Pulang, Anies Baswedan Ogah Komentar
Redaktur & Reporter : Ken Girsang