Boni Hargens: BIN Sudah Bekerja Maksimal, Seharusnya Kita Hargai

Minggu, 27 September 2020 – 20:02 WIB
Boni Hargens. Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Direktur Lembaga Pemilih Indonesia (LPI) Boni Hargens menilai, seluruh komponen bangsa seharusnya bersyukur Badan Intelijen Negara (BIN) ikut berjibaku membantu menyelamatkan masyarakat, dalam menangani persoalan pandemi Virus Corona (Covid-19).

Bukan malah menambah masalah dengan mengajukan kritik tanpa solusi.

BACA JUGA: Fikri Mengaku Bahagia Sekali Usai Menikahi Mbak Nie Anti di Kantor Polisi

Pasalnya, pandemi yang terjadi merupakan situasi spesifik dan darurat yang sulit diprediksi dari awal. Karena itu, semua pihak harus saling bergandengan tangan.

"Tidak ada satupun negara di dunia hari ini yang berhasil sempurna menangani masalah pandemi ini. BIN sudah bekerja maksimal, seharusnya kita hargai," ujar Boni dalam keterangannya, Minggu (27/9).

BACA JUGA: Fakta Baru Soal Oknum Anggota DPRD Palembang yang Ditangkap BNN, Tak Disangka

Menurut peraih gelar doktor filsafat politik dari Walden University, Minneapolis, Amerika Serikat ini, Indonesia sangat memerlukan kerja nyata, bukan retorika kosong. 

"Saya sendiri berharap organisasi masyarakat, kelompok peneliti di kampus-kampus dan pihak manapun ikut membantu seperti yang telah dilakukan BIN," ucapnya. 

BACA JUGA: BIN Mengawal Bali Mewujudkan Wisata Aman Berdasarkan Protokol Kesehatan

Boni lebih lanjut mengatakan, semua pihak harus bersikap bijaksana, menahan diri untuk tidak saling mencerca, agar bisa keluar dari kemelut Covid-19. 

Hal lain, tentunya terus melakukan hal positif untuk kebaikan bersama. 

Boni juga mengatakan, BIN ikut terjun berjibaku mengatasi pandemi Covid-19 atas perintah Presiden Joko Widodo. 

Tepatnya Maret 2020 lalu, ketika skala peningkatan korban Covid-19 makin meresahkan, presiden memerintahkan BIN turut membantu pemerintah dan negara.

Atas dasar perintah itulah kemudian BIN bekerja keras, termasuk melakukan program tes usap yang dikenal dengan istilah polymerase chain reaction (PCR). 

"Perintah UU Intelijen 11/2011 sangat jelas, BIN sebagai mata dan telinga negara mengandung implikasi bahwa presiden Republik Indonesia adalah end user atau single user dari seluruh aktivitas intelijen," kata Boni. 

Sebelumnya, sebuah pemberitaan menyebut BIN aktif melakukan riset obat Covid-19, membuat proyeksi puncak pandemi, hingga menggelar tes (PCR) di sejumlah daerah. 

BACA JUGA: Stres Ditinggal Istri, Sahyun Malah Berbuat Nekat di Pondok Kebun

Dalam pemberitaan juga disebutkan, sebagian hasil tes itu salah setelah diperiksa ulang. Akibatnya, BIN menuai kritik.(gir/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler