TENGGARONG--Dana penyesuaian Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebesar Rp 47 miliar ternyata belum terserap maksimal untuk pendidikan di Kutai KartanegaraKeterlambatan pencairan tiap triwulan disebut sebagai salah satu akarnya
BACA JUGA: 21 Siswa Terhebat Indonesia Serbu Amerika Serikat
Pengakuan tersebut datang dari Kepala SD 014 Kelurahan Maluhu, NurjaliBACA JUGA: DPR Dorong Pembatasan Biaya Kuliah di PTN
"Sekolah terpaksa ngutang uang untuk keperluan belajar mengajar siswa dan guru," ungkap Nurjali, kemarin.
Menurutnya, masalah ini rutin terjadi tiap triwulan
BACA JUGA: Pemerintah Batasi Biaya Kuliah di PTN
"Kemungkinan dana BOS turun Oktober tapi sistem ini menyulitkan sekolah terutama dalam hal administrasinya karena turunnya belakangan," terangnya.Jika dana BOS turun maka uang itu digunakan untuk menutupi utang"Tiap triwulan jadi gali lubang tutup lubang," aku, dia.
Tahun ini SD 014 terima dana BOS Rp 56 jutaTurunnya secara berangsur per triwulanDana itu tak hanya digunakan untuk kegiatan belajar dan mengajar, tapi rehab kecil seperti memperbaiki atap bocor, plafon yang bolong, sampai mengecat dinding"Sekolah ini dari 1978 belum tersentuh rehabLihat saja sekolah ini sudah rusak parah" imbuhnya.
Tambah dia, dari dana BOS itu tak semua digunakan untuk rehab"Belum lama ini kami ada tambal plafon yang bolong tapi bagian depan sekolah, sedangkan di dalam kelas masih banyak yang bolong," tuturnya.
Dikonfirmasi hal itu, Kasubid Kurikulum dan Pengembangan Disdik Kukar, Hakim menyebut, yang menangani masalah BOS bukan dirinya"Tanyakan pada Pak Andreas, saya sekarang lagi di Balikpapan," ucapnya kemarin.
Sebulan lalu, SD ini ada ditinjau dari DPRD Kaltim untuk diusulkan mengalami rehabHal ini dikatakan Lurah Maluhu SukonoPada 2012, sekolah ini dijanjikan akan direhab, namun tak tahu dari Dana Alokasi Khusus (DAK) atau dari APBD Kukar"Sebab, sekolah ini sudah tak layak ditempati, wajar bila sekolah ini diprioritaskan untuk mengalami rehab," ungkapnya.
Sebelumnya, Kabid Pengembangan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kukar Iksanuddin Noor mengatakan sekolah yang ingin mengusulkan rehab bisa menggunakan dana BOSNamun untuk rehab tak banyak yang bisa disalurkan, karena BOS khusus digunakan untuk operasional sekolah, seperti kebutuhan pembayaran listrik, kebutuhan guru dan siswa dalam hal belajar mengajar
"Dana dari pusat ini cukup besar karena di Kukar termasuk banyak sekolahnya," terangnyaHingga Agustus lalu BOS sudah terserap Rp 35 miliar sehingga masih ada sekitar 12 miliar yang belum terserap.
Untuk BOS ini, lanjut Iksanuddin, Disdik mengusulkan tiap triwulan ke Dinas Pendapatan Daerah"Tiap kali mengusulkan Disdik harus menyerahkan Laporan Pertanggungjawaban (Lpj), lalu usulan dana triwulan ke depan bisa dicairkan," imbuhnya.
Terpisah, anggota Komisi IV DPRD Kukar Ilyas Ibrahim mengaku akan melakukan evaluasi terhadap penyaluran BOS di KukarPasalnya banyak aduan bila biaya operasional sekolah masih dibebankan pada siswa.
Persoalan lain, lanjut dia, harusnya jangan sampai ada lagi ditemukan sekolah rusak di Kukar, apalagi anggaran pendidikan jadi prioritas"Sekolah yang dindingnya bolong, atau atap bocor bisa diusulkan dari dana BOS, walau hanya ditambal saja," ucap politisi PKS ini.
Di lain hal, tampaknya harus ada petunjuk teknis untuk penggunaan dana ini"BOS rawan penyelewengan, misalnya masih ada saja pungutan yang gentayangan, seperti sekolah yang menjual buku," ujar Ilyas.
Jika pun ada pungutan terhadap siswa, kata dia, itu sifatnya sumbangan atau sukarela.
"Kalau sumbangan masih ditetapkan dengan tarif, sama saja dengan memeras," bebernyaBeda halnya bila ada siswa yang mampu menyumbangkan untuk kepentingan sekolah, hal tersebut tidak masalah"Tapi kalau semua siswa miskin dan yang kaya disamakan sumbangannya, ini yang memberatkan," pungkas Ilyas(*/adw/tom)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sekolah Disegel, Siswa Diliburkan
Redaktur : Tim Redaksi