Bos Pabrik Krupuk Beromzet Rp 100 Juta Berbagi Ilmu di Depan Seribu TKI Hongkong

BNP2TKI dan Bank Mandiri Beri Edukasi

Senin, 11 Mei 2015 – 12:20 WIB
Kepala BNP2TKI disela pelaksaan program Mandiri Sahabatku di Hongkong (10/5). FOTO: ist

jpnn.com - BADAN Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) bersama Bank Mandiri memberikan edukasi dan ketrampilan berwirausaha kepada 1.000 TKI di Hongkong, Minggu (10/5). Program bertajuk “Mandiri Sahabatku” ini merupakan upaya perseroan untuk memberikan masa depan yang lebih baik kepada para TKI pascabekerja di luar negeri.

Dalam edukasi tersebut, para TKI diberi pembekalan oleh Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi. Tak ketinggalan Kepala BNP2TKI Nusron Wahid juga berbagi ilmu kepada ribuan pahlawan penghasil devisa tersebut. Tak ketinggalan, alumni Mandiri Sahabatku Anno Juni yang kini menjadi bos pabrik krupuk dengan penghasilan Rp 100 juta perbulan juga berbagi cerita inspiratif. 

BACA JUGA: Ini 7 Menteri yang Kerjanya Jarang Diketahui Publik

Direktur Consumer Banking Bank Mandiri Hery Gunardi mengatakan program ini  dilaksanakan sebagai bentuk kepedulian perseroan kepada para buruh migran agar mampu mandiri saat kembali ke Indonesia dan tidak perlu kembali bekerja sebagai buruh migran.

"Kami sangat gembira dengan animo buruh migran yang terus meningkat atas program ini. Hal ini tentu tak lepas dari hubungan erat yang telah terjalin antara alumni program Mandiri Sahabatku dengan buruh migran lain sehingga informasi mengenai keberhasilan program ini tersebar luas di kalangan buruh migran,” jelasnya.

BACA JUGA: Dua Bulan Dokumen Grasi Antasari Nangkring di Meja Setneg, Perkembangannya?

Menurut Hery, keberhasilan tersebut terlihat dari kenaikan pendapatan yang diperoleh pbeberapa alumni program, yaitu dari gaji bulanan sebesar sekitar HKD 4.100 atau sekitar Rp 8 juta per bulan menjadi omset penjualan rata-rata lebih dari Rp 50 juta per bulan.

Sementara Nusron Wahid mengatakan, pihaknya sangat mendukung program Mandiri Sahabatku karena program ini terbukti telah meningkatkan kesejahteraan buruh migran. “Kalau buruh migran sejahtera, maka masyarakat Indonesia juga sejahtera. Kalau sudah sejahtera, BMI bukan lagi Buruh Migran Indonesia, tapi Bos Mandiri Indonesia,” tuturnya.

BACA JUGA: Robby Mengaku jadi Muncikari Sendirian, Polisi tak Percaya

Nusron menjelaskan, saat ini pihaknya juga tengah melakukan pelatihan purna buruh migran atau TKI dengan pendekatan yang relatif sama dengan program Mandiri Sahabatku. Yaitu dimulai dengan inkubasi,  pelatihan ketrampilan, pendampingan serta pencarian off taker sebagai mitra yang akan memanfaatkan produk hasil ciptaan buruh migran.

Program Mandiri Sahabatku mengusung empat pilar utama sebagai fokus kegiatan. Yakni, mengubah buruh menjadi majikan, mempersatukan keluarga melalui entrepreneurship, mensejahterakan keluarga dan lingkungan serta mencerdaskan bangsa.

Para peserta program akan mengikuti tiga tahapan pelatihan, yaitu pra penempatan, penempatan dan pasca penempatan. Pada tahap pra penempatan, calon tenaga kerja yang akan bekerja ke luar negeri diperkenalkan dengan produk tabungan dan remitansi. Untuk itu, Bank Mandiri telah menjalin kerjasama dengan BNP2TKI dalam mensosialisasikan produk-produk perbankan.

Selanjutnya, pada tahap penempatan di negara tujuan, para pekerja dilatih menganalisa peluang usaha, membuat rencana bisnis, motivasi dan semangat kewirausahaan. Pada tahap ini, dibentuklah beberapa kelompok belajar yang akan membantu peserta mengimplementasikan ilmu yang telah dipelajari dalam modul di kelas sesuai minat usaha yang akan dijalankan di Indonesia nantinya.

Pasca penempatan, para peserta program akan mendapat pendampingan dari Bank Mandiri untuk memulai usaha dalam bentuk program Dadi Majikan yang dibimbing oleh bapak asuh dari kalangan pengusaha, nasabah Bank Mandiri, alumni Wirausaha Muda Mandiri dan Dosen Mandiri University.

“Untuk menjadi peserta, buruh migran tidak dipungut biaya atau gratis. Hal ini tidak lepas dari visi Mandiri Sahabatku yaitu menciptakan banyak pengusaha baru dari kalangan buruh migran, sehingga nantinya dapat menjadi ‘majikan’ di negeri sendiri,” ujarnya. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yang Jelas..Klien Germo Robby dari Kalangan Berduit


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler