jpnn.com, BATAM - Kepala BP Batam, Hatanto Reksodipoetro, mengatakan lahan tepi pantai yang bisa dialokasikan untuk shipyard sudah tidak ada lagi di Batam, Kepulauan Riau. Untuk itu, pihaknya akan memanfaatkan kembali lahan shipyard yang tak produktif.
Dia memastikan, pihaknya akan menggunakan sistem kerja sama dengan pemilik lahan.
BACA JUGA: Ingat, Tak Selamanya Impor Berkonotasi Jelek
Menurut dia, penyebab jatuhnya shipyard di Batam bukan hanya karena pengaruh ekonomi global saja. Tetapi juga karena banyak shipyard di Batam masih berteknologi rendah.
Hingga saat ini, ratusan shipyard di Batam hanya membuat kapal tongkang untuk keperluan eksplorasi minyak dan gas (migas).
BACA JUGA: Direktur Utama RSUD Batam Ditunjuk Usai Audit BPKP
"Shipyard kita menggantungkan pasarnya dari tambang minyak dan batubara. Sehingga begitu tambang jatuh, pesanan tongkang berkurang," jelas Hatanto seperti dilansir Batam Pos (Jawa Pos Group) hariini.
Karenanya, BP Batam berkeras ingin memasukkan industri berteknologi tinggi, termasuk shipyard, yang mau membangun kapal-kapal kelas tinggi.
BACA JUGA: Batam Jadi Tuan Rumah MMA Internasional
Dia berharap shipyard berteknologi tinggi tersebut bisa mentransfer ilmunya kepada shipyard-shipyard yang sudah lama bermukim di Batam.
"Kita cari investor berteknologi tinggi sehingga potensi yang lebih tinggi bisa dilihat. Harapannya shipyard yang ada nanti tidak hanya buat tongkang saja, tapi juga buat kapal militer atau lainnya," ungkapnya.
Hatanto juga mengungkapkan pemikirannya bagaimana jika shipyard menggabungkan asetnya, baik itu lahan maupun modalnya. Karena seperti yang telah diketahui, bahwa lahan tepi pantai yang bisa dialokasikan untuk shipyard sudah tidak ada lagi.
"Sehingga mereka bisa kerja sama. Investor pun jadi tertarik. Shipyard itu sangat penting," tegasnya.
Menurutnya, shipyard di Batam harus dikonversi menjadi industri lain. Selain shipyard, banyak industri yang membutuhkan lahan di tepi pantai seperti industri yang produksi precast atau pelat jembatan.
"Industri seperti ini butuh lahan di pantai karena memproduksi alat-alat berat," jelasnya.
Namun yang jadi kendala, saat ini lahan di pesisir pantai Batam sudah habis dialokasikan kepada pengusaha shipyard. "Makanya saya pikir harus direalokasikan ke industri lain, tentu saja harus bekerja sama dengan pemiliknya," katanya. (ian/leo)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisruh, Sopir Taksi Online dan Konvensional Akhirnya Saling Lapor Polisi
Redaktur & Reporter : Budi